Batulicin, (Antaranews Kalsel) - Ikatan Penyuluh Perikanan Indonesia (Ipkani) Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, menggandeng Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) dan mahasiswa untuk melakukan transplantasi terumbu karang yang ada di Kawasan Konservasi Taman Wisata Pantai Angsana.
Ketua Ipkani Tanah Bumbu Eko Priyo Raharjo, di Batulicin mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk merangkul semua pihak khususnya para pelajar dan mahasiswi dalam rangka memberi pengetahuan dan pengalaman tentang bagaimana cara menanam terumbu karang.
"Upaya ini merupakan bentuk pelestarian terumbu karang, dan saat ini menjadi prioritas bagi kalangan pegiat konservasi sehingga peranan penyuluh perikanan selalu dinantikan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkesinambungan dan berwawasan lingkungan," katanya.
Ia mengatakan, metode yang digunakan untuk transplantasi terumbu karang yaitu dengan metode lepas dasar, dengan cara subtrat beton berbentuk bulat digunakan sebagai media untuk mengikat karangnya.
Dengan melestarikan terumbu karang yang berada di perairan laut Tanah Bumbu, khusunya di Pantai Angsana yang saat ini menjadi objek wisata dan diharapkan dapat mendongkrak kunjungan wisatawan.
Selain melakukan transplantasi, Ipkani juga memberikan penyuluhan bagaimana cara melindungi terumbu karang yang sudah hidup agar tetap lestari.
Menurutnya, terumbu karang merupakan tempat berkumpulnya hewan laut untuk berkembang biak, berlindung, dan mencari makan untuk kelangsungan hidupnya, sehingga populasi terumbu karang harus dijaga dengan baik dan dilestarikan.
Dengan seringnya dilakukan penyuluhan dia berharap masyarakat dan pelajar di Tanah Bumbu nantinya mampu melaksanakan tranpantasi dan melestarikan terumbu karang dengan mandiri.
Salah satu peserta dari mahasiswa Sifa mengatakan bahwa ia sangat senang walaupun berjemur di bawah terik matahari yang begitu menyengat.
Menurutnya, selain menambah pengalaman ia juga bisa mengetahui bagaimana caranya mencangkok terumbu karang yang baik.
"Saya kira menanam terumbu karang itu sulit, tetapi kenyataannya sangat mudah hanya saja kita harus berjemur di bawah terik matahari yang begitu panas," paparnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
Ketua Ipkani Tanah Bumbu Eko Priyo Raharjo, di Batulicin mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk merangkul semua pihak khususnya para pelajar dan mahasiswi dalam rangka memberi pengetahuan dan pengalaman tentang bagaimana cara menanam terumbu karang.
"Upaya ini merupakan bentuk pelestarian terumbu karang, dan saat ini menjadi prioritas bagi kalangan pegiat konservasi sehingga peranan penyuluh perikanan selalu dinantikan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkesinambungan dan berwawasan lingkungan," katanya.
Ia mengatakan, metode yang digunakan untuk transplantasi terumbu karang yaitu dengan metode lepas dasar, dengan cara subtrat beton berbentuk bulat digunakan sebagai media untuk mengikat karangnya.
Dengan melestarikan terumbu karang yang berada di perairan laut Tanah Bumbu, khusunya di Pantai Angsana yang saat ini menjadi objek wisata dan diharapkan dapat mendongkrak kunjungan wisatawan.
Selain melakukan transplantasi, Ipkani juga memberikan penyuluhan bagaimana cara melindungi terumbu karang yang sudah hidup agar tetap lestari.
Menurutnya, terumbu karang merupakan tempat berkumpulnya hewan laut untuk berkembang biak, berlindung, dan mencari makan untuk kelangsungan hidupnya, sehingga populasi terumbu karang harus dijaga dengan baik dan dilestarikan.
Dengan seringnya dilakukan penyuluhan dia berharap masyarakat dan pelajar di Tanah Bumbu nantinya mampu melaksanakan tranpantasi dan melestarikan terumbu karang dengan mandiri.
Salah satu peserta dari mahasiswa Sifa mengatakan bahwa ia sangat senang walaupun berjemur di bawah terik matahari yang begitu menyengat.
Menurutnya, selain menambah pengalaman ia juga bisa mengetahui bagaimana caranya mencangkok terumbu karang yang baik.
"Saya kira menanam terumbu karang itu sulit, tetapi kenyataannya sangat mudah hanya saja kita harus berjemur di bawah terik matahari yang begitu panas," paparnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016