Ketua Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Kalimantan Selatan Melinda Bahri S. Psi, Psikolog mengajak semua orang tua agar saatnya menghadirkan sosok ayah tidak hanya secara fisik namun juga secara psikologis untuk tumbuh kembang anak guna membentuk karakter kepribadian yang lebih baik.

"Ayah yang dapat hadir tidak hanya secara fisik tetapi juga hadir secara psikologis bagi anak akan membentuk anak-anak yang lebih percaya diri, tangguh, memiliki kemampuan problem solving yang baik dan sosial skill yang juga baik," kata dia di Banjarmasin, Selasa.

Baca juga: Dinkes Kalsel ingatkan 15 cara calon haji jaga mental dan fisik saat Armuzna

Melinda turut menyoroti fenomena "fatherless" atau tanpa ayah di Indonesia yang membuat negeri ini disebut berada di urutan ketiga di dunia sebagai negara tanpa ayah (fatherless country) yang diartikan tingginya peran ayah yang hilang dalam proses pengasuhan anak.

Padahal menurut dia, peran ayah dalam pengasuhan anak sangatlah penting mengingat peran dan kehadiran figur ayah dalam perkembangan psikologis memiliki peran yang sama dengan figur ibu.

Terutama dalam perkembangan psikoseksual anak di fase phallic antara 3 hingga 5 tahun yang pada masa ini ada fase identifikasi seksual pada perkembangan psikologis anak.

Untuk anak laki-laki akan mengidentifikasikan dirinya pada figur ayah dan anak perempuan pada figur ibu, sehingga jika figur ayah hilang (fatherless) dapat terjadi hambatan perkembangan di fase ini.

"Misalnya anak laki-laki menjadi lebih feminim, mudah depresi dan daya juang yang rendah," jelasnya.

Baca juga: Bupati HST : pejabat harus baca Al Quran

Melinda menyebut kehadiran ayah dalam keluarga dan tumbuh kembang anak bukan saja sebagai peran pencari nafkah namun juga sebagai loving (kasih sayang), coaching (membimbing) dan modelling (panutan).
Ketiga peran tersebut sangat penting dalam tumbuh kembang anak salah satunya adalah membentuk karakter kepribadiannya hingga kelak dewasa.

Adapun tantangan ayah di Indonesia menurut Melinda masih berbenturan dengan budaya, misalnya ada narasi bahwa ayah hanya pencari nafkah dan ibu untuk pengasuhan anak.

"Budaya seperti ini yang akan berdampak buruk bagi perkembangan psikologis anak," tegasnya.

Selain itu, ayah yang hanya hadir secara fisik bagi anak, dimana tidak ada komunikasi dua arah yang hangat, tidak ada sentuhan dan aktivitas bersama berdampak pada perkembangan psikologis terutama dalam membentuk kepribadian anak.

"Untuk itulah, bagi para ayah mulailah bermain dengan anak, luangkan waktu seoptimal mungkin bersama buah hati dalam kegiatan yang menyenangkan misalnya bermain sambil belajar," ujar Psikolog Klinis RSUD dr H Moch Ansari Saleh Banjarmasin ini.

Baca juga: Anggota DPRD Kalsel lakukan gerakan revolusi mental generasi muda Kotabaru

Pewarta: Firman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023