Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Herliadi menyampaikan pengunjung warga binaan lapas yang diperbolehkan hanya bagian dari keluarga inti dari narapidana maupun tahanan.
“Yang kita izinkan hanya keluarga inti dari warga binaan saja, itu dilakukan karena merujuk pada standar operasional sistem pengamanan,” ucap Herliadi di Banjarmasin, Senin.
Herliadi menuturkan, terkait dengan kriteria warga inti, pihaknya melakukan validasi data melalui Kartu Keluarga (KK) milik warga binaan Lapas.
“Kalau di Kartu Keluarga kan terdaftar siapa saja keluarga intinya, jika datanya tidak cocok maka tidak kita izinkan untuk berkunjung,” katanya.
Menurut Herliadi, walaupun pengunjung dengan warga binaan memiliki KK yang berbeda namun merupakan keluarga inti, diperbolehkan berkunjung.
Ia mengatakan, meski berbeda KK namun akan tetap dapat dideteksi apakah bagian dari keluarga inti atau tidak.
Lebih lanjut dikatakan nya, pendataan di KK cukup lengkap, hubungan keluarga inti dapat di cek melalui Nomor Induk Kependudukan.
Herliadi mengungkapkan, hal tersebut diberlakukan untuk memastikan lapas bersih dari pengaruh buruk dari luar.
Berdasarkan pengalaman Herliadi selama bertugas di beberapa kota, ia pernah menemukan kasus salah seorang binaan lapas dikunjungi oleh sahabatnya.
Ia memaparkan, pengunjung yang bukan keluarga inti dapat memberikan pengaruh buruk terhadap warga binaan lapas, salah satunya memberikan obat-obatan terlarang yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Tidak hanya itu, Herliadi juga mengungkapkan, berbagai macam kejahatan dapat terjadi di dalam lapas jika pengunjung tersebut bukan keluarga inti warga binaan lapas.
Meskipun diberlakukan demikian, pihaknya juga tidak menampik bahwa keluarga inti bebas dari niat buruk.
Namun ia memastikan dampak buruk di lingkungan lapas dapat dikurangi dengan membatasi kriteria pengunjung yang boleh datang.
Selama kunjungan lebaran, Herliadi memperkirakan jumlah pengunjung mencapai ribuan orang.
Sementara itu, salah seorang warga binaan lapas Agus (52) saat dikunjungi oleh anak dan istrinya, ia mengaku senang dan bahagia.
“Saya senang masih ada yang memperhatikan, saya ingin membahagiakan istri saya setelah bebas nanti,” ucapnya.
Agus juga berharap agar istrinya tidak mengikuti jejaknya, ia memberikan pesan agar istrinya selalu berkelakuan baik.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
“Yang kita izinkan hanya keluarga inti dari warga binaan saja, itu dilakukan karena merujuk pada standar operasional sistem pengamanan,” ucap Herliadi di Banjarmasin, Senin.
Herliadi menuturkan, terkait dengan kriteria warga inti, pihaknya melakukan validasi data melalui Kartu Keluarga (KK) milik warga binaan Lapas.
“Kalau di Kartu Keluarga kan terdaftar siapa saja keluarga intinya, jika datanya tidak cocok maka tidak kita izinkan untuk berkunjung,” katanya.
Menurut Herliadi, walaupun pengunjung dengan warga binaan memiliki KK yang berbeda namun merupakan keluarga inti, diperbolehkan berkunjung.
Ia mengatakan, meski berbeda KK namun akan tetap dapat dideteksi apakah bagian dari keluarga inti atau tidak.
Lebih lanjut dikatakan nya, pendataan di KK cukup lengkap, hubungan keluarga inti dapat di cek melalui Nomor Induk Kependudukan.
Herliadi mengungkapkan, hal tersebut diberlakukan untuk memastikan lapas bersih dari pengaruh buruk dari luar.
Berdasarkan pengalaman Herliadi selama bertugas di beberapa kota, ia pernah menemukan kasus salah seorang binaan lapas dikunjungi oleh sahabatnya.
Ia memaparkan, pengunjung yang bukan keluarga inti dapat memberikan pengaruh buruk terhadap warga binaan lapas, salah satunya memberikan obat-obatan terlarang yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Tidak hanya itu, Herliadi juga mengungkapkan, berbagai macam kejahatan dapat terjadi di dalam lapas jika pengunjung tersebut bukan keluarga inti warga binaan lapas.
Meskipun diberlakukan demikian, pihaknya juga tidak menampik bahwa keluarga inti bebas dari niat buruk.
Namun ia memastikan dampak buruk di lingkungan lapas dapat dikurangi dengan membatasi kriteria pengunjung yang boleh datang.
Selama kunjungan lebaran, Herliadi memperkirakan jumlah pengunjung mencapai ribuan orang.
Sementara itu, salah seorang warga binaan lapas Agus (52) saat dikunjungi oleh anak dan istrinya, ia mengaku senang dan bahagia.
“Saya senang masih ada yang memperhatikan, saya ingin membahagiakan istri saya setelah bebas nanti,” ucapnya.
Agus juga berharap agar istrinya tidak mengikuti jejaknya, ia memberikan pesan agar istrinya selalu berkelakuan baik.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023