Jakarta, (Antaranews Kalsel) - Menteri Pariwisata Arief Yahya dijadwalkan menghadiri Konferensi Pertama Dunia tentang Pariwisata Bagi Pembangunan (First World Conference on Tourism for Development) di Beijing, China, pada 19-20 Mei 2016.
Keterangan yang diperoleh dari Kementerian Pariwisata di Jakarta, Rabu, menyebutkan dalam konferensi itu Arief Yahya akan menyampaikan pidato, sekaligus memenuhi janjinya pada Sekjen Badan PBB untuk Pariwisata Dunia (UN-WTO) Thaleb Rivai.
Saat Arief dan Thaleb bertemu di anjungan "Wonderful Indonesia" di Berlin, Jerman, beberapa waktu lalu, Arief menyampaikan dia akan mengikuti konferensi dunia di Beijing itu yang diselenggarakan oleh CNTA (China National Tourism Administration) atau Kementerian Pariwisata China dan UN-WTO.
Disebutkan bahwa Thaleb meminta Arief untuk menyampaikan pidato pada konferensi pariwisata di Beijing itu.
Menurut Menpar, forum itu sangat strategis dengan materi yang terkini soal pembangunan pariwisata yang berkelanjutan dan menjadikan sektor pariwisata sebagai pengungkit pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Menpar akan menyampaikan pidato dengan materi pembahasan tentang pariwisata untuk mengentaskan kemiskinan (tourism for poverty reduction).
Konferensi itu strategis juga karena akan dihadiri oleh para pemimpin di bidang pariwisata dari negara-negara G-20.
Para Menteri Pariwisata yang akan hadir antara lain dari Bulgaria, Argentina, Bangladesh, Ethiopia, Yordania, Kenya (Sekretaris Kabinet untuk Pariwisata), Kamboja, Georgia, Sri Lanka, Zimbabwe, Malta, Afrika Selatan, Lithuania, Mesir. Australia, Inggris, Jerman, Jepang, Korsel, AS, dan China selaku tuan rumah.
Menpar juga akan memanfaatkan konferensi itu untuk mempromosikan
"Wonderful Indonesia" di China.
China menjadi negara dengan jumlah perjalanan penduduknya ke luar negeri terbesar di dunia yakni sebanyak 110 juta perjalanan.
Arief Yahya menempatkan originasi China sebagai pasar utama Indonesia. Semua resources, promosi dan aktivitas "sales mission" banyak digeber di Negeri Tirai Bambu itu.
Konferensi itu sekaligus menghormati Hari Pariwisata China pada 19 Mei 2016./f
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
Keterangan yang diperoleh dari Kementerian Pariwisata di Jakarta, Rabu, menyebutkan dalam konferensi itu Arief Yahya akan menyampaikan pidato, sekaligus memenuhi janjinya pada Sekjen Badan PBB untuk Pariwisata Dunia (UN-WTO) Thaleb Rivai.
Saat Arief dan Thaleb bertemu di anjungan "Wonderful Indonesia" di Berlin, Jerman, beberapa waktu lalu, Arief menyampaikan dia akan mengikuti konferensi dunia di Beijing itu yang diselenggarakan oleh CNTA (China National Tourism Administration) atau Kementerian Pariwisata China dan UN-WTO.
Disebutkan bahwa Thaleb meminta Arief untuk menyampaikan pidato pada konferensi pariwisata di Beijing itu.
Menurut Menpar, forum itu sangat strategis dengan materi yang terkini soal pembangunan pariwisata yang berkelanjutan dan menjadikan sektor pariwisata sebagai pengungkit pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Menpar akan menyampaikan pidato dengan materi pembahasan tentang pariwisata untuk mengentaskan kemiskinan (tourism for poverty reduction).
Konferensi itu strategis juga karena akan dihadiri oleh para pemimpin di bidang pariwisata dari negara-negara G-20.
Para Menteri Pariwisata yang akan hadir antara lain dari Bulgaria, Argentina, Bangladesh, Ethiopia, Yordania, Kenya (Sekretaris Kabinet untuk Pariwisata), Kamboja, Georgia, Sri Lanka, Zimbabwe, Malta, Afrika Selatan, Lithuania, Mesir. Australia, Inggris, Jerman, Jepang, Korsel, AS, dan China selaku tuan rumah.
Menpar juga akan memanfaatkan konferensi itu untuk mempromosikan
"Wonderful Indonesia" di China.
China menjadi negara dengan jumlah perjalanan penduduknya ke luar negeri terbesar di dunia yakni sebanyak 110 juta perjalanan.
Arief Yahya menempatkan originasi China sebagai pasar utama Indonesia. Semua resources, promosi dan aktivitas "sales mission" banyak digeber di Negeri Tirai Bambu itu.
Konferensi itu sekaligus menghormati Hari Pariwisata China pada 19 Mei 2016./f
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016