Banjarmasin,  (AntaranewsKalsel) - Kepala Dinas Sumberdaya Air dan Drainase Kota Banjarmasin Muryanta mengungkapkan permukaan sungai Martapura naik perkiraannya sampai 2,7 meter pada jam tertentu hingga menimbulkan genangan di sejumlah titik.


"Permukaan sungai Martapura di daerah kita cukup tinggi kenaikannya dari pagi samapi siang, tapi masih kondisi aman, hanya ada sebagian daerah yang mengalmi genangan akibat itu," ujarnya di Banjarmasin, Senin.

Karena daerah tanah di ibu kota provinsi ini yang dibawah permukaan laut, hingga ketinggian air sungai yang mengalami pasang ini mengakibatkan genangan, karena air datang melalui drainase, imbuh Muryanta.

Menurutnya, hal ini juga diperparah dengan kondisi hujan cukup tinggi di daerah hulu sungai, di mana debit air yang datang ke hilir sungai di daerah Banjarmasin makin besar.

"Akibatnya sampah sungai juga terbawa kedaerah sungai kita ini, dan cukup banyak volumenya," beber Muryanta.

Dari itu, ujar dia, pembersihan sungai Martapura dilakukan maksimal dengan menurunkan kapal sapu-sapu secara pull menghalau sampah yang datang berupa macam-macam seperti eceng gondok bercampur ranting dan batang kayu.

"Makanya air sungai Martapura di daerah kita sangat keruh, karena air dari hulu cukup deras datangnya," ujarnya.

Dia pun menyatakan, dengan banyaknya anak sungai di daerah ini yang mencapai ratusan masih aktif, keamanan Banjarmasin dari musibah banjir masih cukup terjaga.

"Terkecuali hujan deras yang lama berbarengan dengan air pasang, itu memang sulit dihindari lagi, tapi kita pastikan genangan tidak berlangsung lama juga hingga berhari-hari," tegasnya.

Mengenai kondisi kekeruhan sungai Martapura saat ini, Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota Banjarmasin Hamdi menyatakan, tidak berbahaya bagi pengolahan air yang dilakukan pihak PDAM misalnya.

"Yang lebih bahaya itu justru air sungai kita berwarna kebiruan, itu sangat tinggi keasamannya, hingga sulit diolah menjadi air bersih yang siap diminum," pungkasnya.

Pewarta: Sukarli

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016