Karantina Pertanian Banjarmasin mendorong akselerasi ekspor pisang Cavendish yang kini dibudidayakan petani di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
"Kami terus melakukan pendampingan kepada kelompok tani guna meningkatkan kualitas dan kuantitas ekspor komoditas pertanian khususnya pisang Cavendish yang kini sangat potensial dikembangkan," kata Kepala Karantina Pertanian Banjarmasin Nur Hartanto di Banjarmasin, Minggu.
Baca juga: Balai Karantina Pertanian Kalsel musnahkan ribuan bibit jeruk ilegal
Diakui dia, dari sekian banyak varietas pisang produksi dalam negeri, pisang Cavendish yang berasal dari Afrika Timur itu paling diminati di pasar ekspor.
Sejumlah negara peminatnya antara lain Jepang, China, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Belanda, Australia hingga kawasan Timur Tengah.
Untuk itulah, kata dia, budidaya pisang Cavendish perlu dikembangkan oleh kelompok tani di Kalsel sehingga menghasilkan produk berlimpah.
Guna menghasilkan produksi berkualitas, dimulai pengelolaan manajemen budidaya tanaman yang baik agar hasilnya diminati dan tembus pasar ekspor.
Baca juga: Nilai ekspor sarang burung walet Kalsel tembus Rp5,19 miliar
"Ini menjadi langkah strategis mendukung akselerasi ekspor produk pertanian di Kalsel," ujar Hartanto.
Hartanto menyebut pihaknya terus memastikan setiap komoditas pertanian yang diekspor seperti pisang Cavendish telah memenuhi "sanitary and phytosanitary" negara tujuan, sehingga tidak ada penolakan atau yang disebut "notification of non compliance" (NNC).
Sementara Abdul Wahab, pemilik perkebunan pisang Cavendish di Desa Suka Ramah, Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut berhasil memproduksi secara massal pisang preminum lokal itu sejak Juni 2022.
"Saat ini kami punya empat lokasi perkebunan pisang Cavendish yang produksinya sudah bisa memenuhi kebutuhan pasar dengan permintaan cukup tinggi," katanya.
Baca juga: 655 sapi potong asal Kupang dan Parepare masuk Kalsel dinyatakan bebas PMK
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
"Kami terus melakukan pendampingan kepada kelompok tani guna meningkatkan kualitas dan kuantitas ekspor komoditas pertanian khususnya pisang Cavendish yang kini sangat potensial dikembangkan," kata Kepala Karantina Pertanian Banjarmasin Nur Hartanto di Banjarmasin, Minggu.
Baca juga: Balai Karantina Pertanian Kalsel musnahkan ribuan bibit jeruk ilegal
Diakui dia, dari sekian banyak varietas pisang produksi dalam negeri, pisang Cavendish yang berasal dari Afrika Timur itu paling diminati di pasar ekspor.
Sejumlah negara peminatnya antara lain Jepang, China, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Belanda, Australia hingga kawasan Timur Tengah.
Untuk itulah, kata dia, budidaya pisang Cavendish perlu dikembangkan oleh kelompok tani di Kalsel sehingga menghasilkan produk berlimpah.
Guna menghasilkan produksi berkualitas, dimulai pengelolaan manajemen budidaya tanaman yang baik agar hasilnya diminati dan tembus pasar ekspor.
Baca juga: Nilai ekspor sarang burung walet Kalsel tembus Rp5,19 miliar
"Ini menjadi langkah strategis mendukung akselerasi ekspor produk pertanian di Kalsel," ujar Hartanto.
Hartanto menyebut pihaknya terus memastikan setiap komoditas pertanian yang diekspor seperti pisang Cavendish telah memenuhi "sanitary and phytosanitary" negara tujuan, sehingga tidak ada penolakan atau yang disebut "notification of non compliance" (NNC).
Sementara Abdul Wahab, pemilik perkebunan pisang Cavendish di Desa Suka Ramah, Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut berhasil memproduksi secara massal pisang preminum lokal itu sejak Juni 2022.
"Saat ini kami punya empat lokasi perkebunan pisang Cavendish yang produksinya sudah bisa memenuhi kebutuhan pasar dengan permintaan cukup tinggi," katanya.
Baca juga: 655 sapi potong asal Kupang dan Parepare masuk Kalsel dinyatakan bebas PMK
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023