Kandangan, (AntaranewsKalsel) - Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, terus berupaya mengangkat kearifan lokal untuk meningkatkan kunjungan wisata ke daerah antara lain melalui event wisata tahunan yang dikemas dalam kegiatan Bamboo Rafting (belanting paring/rakit bambu).


Kasubag Umum dan Kepegawaian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Hulu Sungai Selatan (HSS), Abdul Halim di Kandangan mengatakan, kini pihaknya kembali membuka pendaftaran untuk ikut lomba "bamboo rafting".

"Hingga pendaftaran ditutup, telah terdaftar 50 peserta yang akan mengikuti kegiatan yang cukup menantang tersebut," katanya.

Dalam satu team, tambah dia, terdiri maksimal 3 orang dengan kontribusi peserta Rp1 juta, sementara perorangan Rp350 ribu.

"Jumlah peserta, hingga kini memang belum final, karena masih ada peserta yang telah mendaftar nama namun belum konfirmasi," katanya.

Peserta tidak hanya dari Kabupaten HSS, tapi juga dari luar daerah, termasuk tamu dari Kementerian Pariwisata Pusat.

Jadwal pelaksanaan tanggal 7-8 Mei 2016, yang dikemas dalam dua bagian yaitu pertunjukan seni budaya setempat, dan "bamboo rafting" yang dipastikan ebih menarik dan berbeda dari tahun sebelumnya.

Menurut Halim, saat ini untuk pelaksanaan kegiatan, berasal dari swakelola penyelenggara dan para sponsor dari perusahaan-perusahaan dan Pihak Perbankan di HSS.

Begitu juga pengamanan kegiatan, melibatkan unsur polsek, koramil, orari, Tagana dan tenaga Medis dari Dinas Kesehatan Kabupaten HSS.

Peserta di hari pertama akan ditampung dan diinapkan di balai adat Malaris, Lok Halong Kecamatan Loksado, dan akan disuguhkan pertunjukan seni budaya setempat.

"Disela kegiatan akan ada penanaman pohon di bantaran sungai, kerja sama dengan Dishutbun HSS," katanya.

Start dari Loksado dan finish di Bumi Perkemahan Gunung Kentawan, Desa Tanuhi Kecamatan Loksado dengan jarak tempuh darat sekitar 7 kilo meter.

"Namun karena menggunakan jalur air tentu akan lebih lambat kurang lebih 2 hingga 3 jam, bagi peserta yang beruntung akan mendapatkan door prize dan uang pembinaan," katanya.

Halim mengungkapkan, dulu masyarakat Loksado menggunakan lanting sebagai satu-satunya alat transportasi menuju ke beberapa daerah di kabupaten tersebut, sebelum adanya jalan darat.

Sehingga, event wisata "belanting paring" tersebut, selain menjadi wisata alam yang penuh tantangan, juga sebagai ajang untuk menelusuri dan menyaksikan langsung perkembangan pembangunan daerah.

"Makanya dalam event wisata yang kini menjadi agenda wisata nasional ini mendapatkan dukungan penuh masyarakat termasuk penyediaan bahan baku lanting dan tenaga joki pemandu", katanya.

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016