Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit demam berdarah dengue (DBD) jelang akhir tahun.
 
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Muhammad Ramadhan di Banjarmasin, Rabu, mengungkapkan, kasus DBD menjelang akhir tahun 2022 berpotensi naik.
 
"Desember ini ada 4 kasus dan masih dalam perawatan. Deteksi dari puskesmas," ujarnya.
 
Menurut dia, dengan cuaca saat ini yang kadang hujan kemudian disertai panas membuat kembang biak nyamuk aedes aegypti penyebar virus DBD lebih tinggi.
 
"Hingga semua harus meningkatkan kewaspadaan, jauhkan barang-barang yang bisa mengandung air menjadi tempat nyamuk DBD berkembang biak," tuturnya.
 
Kewaspadaan terhadap kembang biak nyamuk DBD ini harus dilakukan masyarakat Kota Banjarmasin, ujar Ramadhan, karena sepanjang tahun ini sudah ada 60 kasus.
 
"Bahkan dua kasus meninggal dunia pada tahun ini, jangan sampai bertambah lagi," ujarnya.
 
Dia pun menyampaikan, angka kasus DBD tahun ini naik signifikan dibandingkan tahun lalu yang hanya 11 kasus.
 
Untuk mengatasi kasus DBD ini makin parah, Ramadhan menyatakan, pihaknya terus melakukan sosialisasi kewaspadaan kepada masyarakat, termasuk bagaimana melakukan penanganan cepat jika ada yang terinfeksi virus DBD.
 
Di antara gejala DBD, ungkap Ramadhan, demam tinggi secara mendadak, gejala nyeri kepala, nyeri belakang bola mata dan nyeri pada perut. 
 
"Yang lebih mudah diketahui munculnya bintik tanda ruam atau bintik merah di tubuh, jika ada tanda-tanda ini segera bawa ke rumah sakit atau puskesmas," terangnya.
 
Untuk menanggulangi nyamuk DBD ini, laksanakan 5 M, yakni menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
 
Serta membuang kaleng bekas dan memasukkan ikan cupang atau bubuk abate ke dalam setiap genangan air.
 

Pewarta: Sukarli

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022