Bazzar Ekonomi Kreatif dan Expo pada HUT ke-57 Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan berhasil memberikan manfaat untuk kelompok petani kopi.
Ketua Kelompok Tani Baru Muncul Desa Asam Randah Hartanto mengatakan selama delapan hari ini penjualan kopi sudah mencapai jutaan rupiah.
"Untuk kopi bubuk rata-rata 80-150 bungkus (100 gram) /hari dijual Rp15 ribu. Untuk green bean (1 kg) rata-rata 10 kg/hari harga Rp40 ribu. Sedangkan untuk biji yang sudah dirosting /kg Rp120 ribu, rata rata sehari terjual 6-8 kg," ujarnya di Rantau, Kamis.
Kopi asal kawasan perbukitan di Desa Asam Randah itu, ada yang berjenis robusta dan liberika. Kata dia, untuk kopi bubuk dibeli oleh masyarakat umum dan green bean dari kedai atau cafe di Tapin.
"Untung dari expo ini selain dari penjualan, yaitu promosi. Kopi kita ini baru, alhamdulillah melalui expo ini kopi kita banyak yang kenal," ujarnya.
Debut kopi dari desa itu, kata dia, mulai menggeliat lagi sejak 2021 lalu. Sebelumnya, pernah pudar karena masuknya karet ke daerah tersebut.
Dengan adanya tren kopi di Indonesia saat ini, kata dia, kopi saat ini sangat menjanjikan untuk petani.
"Saat ini masih sebagai komoditas samping. Perlahan kita bangkitkan kembali untuk perekonomian masyarakat," ujarnya.
Saat ini, lanjutnya, lahan kopi di daerahnya mencapai 20 hektare. Ke depan pada 2023 akan ditambah lagi lahan seluas 23 hektar di daerah tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Ketua Kelompok Tani Baru Muncul Desa Asam Randah Hartanto mengatakan selama delapan hari ini penjualan kopi sudah mencapai jutaan rupiah.
"Untuk kopi bubuk rata-rata 80-150 bungkus (100 gram) /hari dijual Rp15 ribu. Untuk green bean (1 kg) rata-rata 10 kg/hari harga Rp40 ribu. Sedangkan untuk biji yang sudah dirosting /kg Rp120 ribu, rata rata sehari terjual 6-8 kg," ujarnya di Rantau, Kamis.
Kopi asal kawasan perbukitan di Desa Asam Randah itu, ada yang berjenis robusta dan liberika. Kata dia, untuk kopi bubuk dibeli oleh masyarakat umum dan green bean dari kedai atau cafe di Tapin.
"Untung dari expo ini selain dari penjualan, yaitu promosi. Kopi kita ini baru, alhamdulillah melalui expo ini kopi kita banyak yang kenal," ujarnya.
Debut kopi dari desa itu, kata dia, mulai menggeliat lagi sejak 2021 lalu. Sebelumnya, pernah pudar karena masuknya karet ke daerah tersebut.
Dengan adanya tren kopi di Indonesia saat ini, kata dia, kopi saat ini sangat menjanjikan untuk petani.
"Saat ini masih sebagai komoditas samping. Perlahan kita bangkitkan kembali untuk perekonomian masyarakat," ujarnya.
Saat ini, lanjutnya, lahan kopi di daerahnya mencapai 20 hektare. Ke depan pada 2023 akan ditambah lagi lahan seluas 23 hektar di daerah tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022