Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit hasil perkebunan petani swadaya di sejumlah daerah di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan sepekan terakhir berubah-ubah atau fluktuatif.

"Memang naik dan turunnya harga TBS sepekan ini sangat cepat sekali, berbeda dengan pekan-pekan sebelumnya yang relatif stabil," kata pengusaha perkebunan kelapa sawit di Kelumpang Hulu Abu Bakar, Selasa.

Meski perubahanya hanya di bawah seratus rupiah atau kisaran Rp10-Rp90/kg.

Pekan sebelumnya harga TBS di Kelumpang Hulu kisaran Rp2.325/kg - Rp2.600/kg, tetapi pekan ini turun menjadi Rp2.300/kg - Rp2.500/kg.

Sedangkan harga TBS di Kelumpang Selatan sebelumnya kisaran Rp2.230/kg turun menjadi Rp2.120/kg.

Pedagang pengupul TBS Yanto mengaku, pihaknya menetapkan harga pembelian TBS mengikuti harga yang sudah ditetapkan pedagang besar atau pemegang SPK.

"Kami hanya mengikuti dan menyesuaikan ketentuan harga dari pemegang SPK/pemilik lodingan," kata Yanto menjelaskan.

Meski turun dan naiknya harga TBS tidak seberapa, namun karena pergerakannya sangat cepat dalam sepekan, sejumlah petani kelapa sawit swadaya juga mempertanyakan kondisi tersebut.

Ia mengaku pasrah dengan harga yang sudah ditetapkan dari "atas", meski di lapangan petani terkadang menggerutu.

Naik dan turunnya harga TBS di sejumlah daerah di Kotabaru cukup dirasakan oleh para petani kelapa sawit yang bukan anggota koperasi plasma.

"Bagaimana tidak, karena mereka cukup banyak mengeluarkan modal kerja terlebih dahulu, yakni pembelian pupuk, pestisida, dan obat-obatan lainnya," ujar seorang petani sawit di Cantung, Kelumpang Hulu, Abi Hidayatullah.

Selain persoalan harga TBS, petani sawit swadaya juga dihadapkan dengan kelangkaan pupuk bersubsidi naik mahalnya pupuk non subsidi.

Mereka berharap ketersediaan pupuk bersubsidi tetap ada, dan pupuk non subsidi seyogyanya tidak naik terus.

Pewarta: *

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022