Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (LP PUSLITKOKA) memberikan nilai tinggi untuk kualitas citarasa biji kopi robusta asal Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.
Ketua Kelompok Tani Baru Muncul Desa Asam Randah, Hartanto mengatakan citarasa biji kopi robusta ini mendapatkan nilai 80,85 atau masuk kategori "sangat bagus", mendekati nilai luar biasa.
"Kaget juga. Padahal, karena dadakan kemarin biji kopi yang dikirim untuk diuji, kita ambil secara acak saja," ujarnya usai mengikuti Java Coffe Culture (JCC) di Surabaya pada 26-27 November, Senin.
Dengan nilai yang tak disangkanya itu, ke depan dia berencana memaksimalkan seluruh potensi kopi yang tumbuh di daerahnya, sebagai roda penggerak ekonomi masyarakat desa.
"Teman-teman barista di sini (JCC) kagum biji kopi robusta kita bisa mendapatkan nilai segitu," ujarnya lewat telepon ke ANTARA.
Salah satu pujian dilontarkan oleh Barista Kopi Surabaya setelah mencicipi sajian kopi yang tumbuh dari tanah daerah perbukitan itu.
"Citarasanya kuat, tebal, tapi juga tetap sopan maksudnya itu tetap lembut, ada manis-manisnya. Konsumen akan kaget sih, kalau di Kalimantan ada kopi, kopinya enak lagi," ujar Febrian saat berbincang tentang kopi Kalimantan.
Berikut nilai rinci uji laboratorium untuk biji kopi robusta Tapin ini ; fragrance (7,75), flavor (7,75), aftertaste (7,67), sald/acid (7,08), bitter/sweet (7,42), body (7,75), uniform cups (10), balance (7,50) dan clean cups (10), overall (7,58).
Saat ini, terdapat beberapa kendala dari kelompok atau masyarakat tani untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas kopi, diantaranya ; minim pengetahuan tentang budidaya yang baik dan sistem pascapanen.
Baca juga: Desa Asam Randah di Kalsel miliki puluhan hektar kopi arabika dan robusta
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Ketua Kelompok Tani Baru Muncul Desa Asam Randah, Hartanto mengatakan citarasa biji kopi robusta ini mendapatkan nilai 80,85 atau masuk kategori "sangat bagus", mendekati nilai luar biasa.
"Kaget juga. Padahal, karena dadakan kemarin biji kopi yang dikirim untuk diuji, kita ambil secara acak saja," ujarnya usai mengikuti Java Coffe Culture (JCC) di Surabaya pada 26-27 November, Senin.
Dengan nilai yang tak disangkanya itu, ke depan dia berencana memaksimalkan seluruh potensi kopi yang tumbuh di daerahnya, sebagai roda penggerak ekonomi masyarakat desa.
"Teman-teman barista di sini (JCC) kagum biji kopi robusta kita bisa mendapatkan nilai segitu," ujarnya lewat telepon ke ANTARA.
Salah satu pujian dilontarkan oleh Barista Kopi Surabaya setelah mencicipi sajian kopi yang tumbuh dari tanah daerah perbukitan itu.
"Citarasanya kuat, tebal, tapi juga tetap sopan maksudnya itu tetap lembut, ada manis-manisnya. Konsumen akan kaget sih, kalau di Kalimantan ada kopi, kopinya enak lagi," ujar Febrian saat berbincang tentang kopi Kalimantan.
Berikut nilai rinci uji laboratorium untuk biji kopi robusta Tapin ini ; fragrance (7,75), flavor (7,75), aftertaste (7,67), sald/acid (7,08), bitter/sweet (7,42), body (7,75), uniform cups (10), balance (7,50) dan clean cups (10), overall (7,58).
Saat ini, terdapat beberapa kendala dari kelompok atau masyarakat tani untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas kopi, diantaranya ; minim pengetahuan tentang budidaya yang baik dan sistem pascapanen.
Baca juga: Desa Asam Randah di Kalsel miliki puluhan hektar kopi arabika dan robusta
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022