Bagi Izzudin Syarif, profesi terbaik adalah menjadi seorang guru yang bisa menguatkan ilmu, menjernihkan tujuan, menajamkan kepedulian dan berdiri paling belakang mendorong kemajuan bagi generasi yang akan datang.

Ia pun berharap pendidikan yang dibangun di daerah harus selalu berpedoman pada kontribusi nyata bagi masyarakat, jangan terjebak pada rutinitias dan tren yang ada. "Punya karakter yang jelas dan kaitan erat dengan kebutuhan masyarakat," ungkapnya.

Mimpi besar Izzudin, yang pernah mendapat beasiswa AMINEF di Amerika, yakni siswa bukan hanya diajarkan pandai secara akademik dan prestasi besar namun lepas dari masyarakat. Sejak dini mereka harusnya dikenalkan akan kesadaran dan kepedulian pada masyarakat sekitarnya.

Alumni Universitas Negeri Yogyakarta ini kini mengabdi sebagai guru vokasi di SMK Negeri Paringin, Kabupaten Balangan, dan menjadi guru pendamping Program Adaro Santri Sejahtera.

Sebagai salah satu pendamping PASS, Izzudin membantu para ustadz dari sisi keterampilan mengajar vokasi agar proses pembelajaran vokasi di sekolah kejuruan juga bisa diterapkan di pondok pesantren.

"Dengan pendampingan para ustadz agar bukan hanya mampu menjalankan usaha namun juga memiliki keterampilan mengajar vokasi bagi para santrinya," ungkap guru  yang  meraih predikat guru berprestasi SMK tingkat Kabupaten Balangan.

Izzudin menyebutkan pendampingan yang diberikan dalam program PASS ini bukan hanya fokus pada kemampuan ustadz mengajar vokasi, namun dalam waktu bersamaan perlu pendampingan para santri untuk memahami hal-hal yang mereka lakukan.

 Oleh karena itu membangun motivasi para santri menjadi salah satu fungsi pendampingan dalam program ini.

Para pendamping secara rutin setiap minggu melakukan visitasi ke ponpes mendampingi implementasi pendidikan vokasi di sana.

"Observasi dilakukan bukan hanya pada kemampuan ustadz mengajar namun juga respon yang diberikan oleh santri," jelas Izzudin.

Di tiap akhir sesi, pendamping akan sharing berbagai temuan saat proses pembelajaran dengan ustadz dan santri untuk membangun kembali pemahaman mereka terkait proses yang baik dan benar.

Program Adaro Santri Sejahtera bagi Izzudin cukup menarik mengingat kebiasaan ponpes yang berpusat pada kegiatan agama, kemudian dibentuk kebiasaan baru membangun usaha berbasis vokasi yang menjadi tantangan terbesarnya.

Kunci utama dalam program ini, ungkapnya, penguatan dalam diri ustadz seperti halnya pendidikan formal di sekolah yang juga titik fokus adalah penguatan keterampilan gurunya.

"Kami meyakini ketika ustadz memiliki keterampilan yang setara dengan guru vokasi, maka mereka akan punya daya dorong lebih kuat membentuk perilaku dan kebiasaan dalam diri santrinya," jelas Izzudin.

Pola pembelajaran vokasi di pondok pesantren sendiri perlu kedekatan psikologis antara santri dan ustadz yang menjadi modal dasar yang sulit ditemukan di sekolah formal.

Hal ini mestinya bisa mendorong program ini berlari lebih cepat dan pondasi awal harus dibentuk, pemahaman dan kesamaan visi dengan para ustdaz harus selalu dibangun.

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022