Pelaihari, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kabupaten Maluku  Tenggara Barat, Maluku menggelar seminar sehari pengusulan  Mathilda Batlayeri sebagai Pahlawan Nasional, di Gedung Balairung Pelaihari, Rabu (30/3).


Seminar tersebut dihadiri  Bupati Maluku Tenggara Barat, Sekdakab Maluku Tenggara Barat, Ketua DPRD Maluku Tenggara Barat, perwakilan  Polda Maluku, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Tanah Laut, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda Tanah Laut.

Bupati Tanah Laut H. Bambang Alamsyah mengungkapkan rasa terharu dan bangga, atas perjuangan  Mathilda Batlayeri.

"Tantangan besar bagi bangsa kita adalah,  banyak pihak lain  ingin memecah belah. Semoga kegiatan ini bisa memaknai persatuan bangsa," katanya.

Menurut dia, tidak berlebihan mengusulkan Mathilda Batlayeri sebagai pahlawan nasional, mengingat perjuangannya sebagai seorang perempuan sekaligus ibu yang berjuang melawan pemberontak sambil menggendong anak.

Asisten III Setdakab Maluku Tenggara Barat Edwin Tomasoa mengatakan,  sebelum dilangsungkan seminar rombongan Kabupaten MTB melakukan upacara adat napak tilas di Kecamatan Kurau tepatnya,  di Monumen Bhayangkari Teladan Mathilda Batlayeri.

Dia berharap,  seminar tersebut bisa membuka wawasan, dan menjadi referensi kelayakan Mathilda Batlayeri menjadi pahlawan nasional.

Dijelaskannya, dalam perjuangan itu Mathilda Batlayeri mempunyai pilihan menyelamatkan diri bersama anak dan janin yang dikandungnya, tapi malah mengangkat senjata melawan gerombolan Ibnu Hajar pada tahun 1953.

"Seminar ini menjadi salah satu syarat untuk mengusulkan Mathilda Batlayeri sebagai pahlawan nasional,” terangnya.

Jika nanti dari hasil ini ada yang dirasa kurang, ungkap dia, maka pihaknya terus  memenuhi persyaratan termasuk  membuat buku biografi beliau.

Pada seminar itu, panitia menghadirkan narasumber  Kepala Pusat Sejarah Polri Brigjen Pol  Suprodjo WS, Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial RI,  dan Mohammad Iskandar dari akademisi Universitas Indonesia.

Pewarta: Arianto

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016