Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) memantau perkembangan harga kedelai di pasaran menyusul kelangkaan komoditi pangan ini khususnya di Pulau Jawa.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan HSU Entin Lestanti di Amuntai, Kamis, mengatakan, berdasarkan hasil rapat koordinasi di Provinsi Kalimantan Selatan disampaikan jika ketersediaan kedelai masih cukup.

"Kalau untuk satu Minggu kedepan masih mencukupi untuk Kalsel, tapi tidak satu bulan kedepan, perlu ditambah pasokan," ujar Entin.

Entin mengatakan, data ketersediaan kedelai selalu ditanyakan ke pedagang-pedagang besar yang ada di Kallsel setiap hari, terakhir data  diambil pada 08 Nopember dan dibilang cukup dalam satu minggu.

Meski demikian, kata Entin, petugas data di provinsi selalu mengkonfirmasi lagi ketersediaan pangam setiap hari, karena datanya pasti berubah jika ada yang beli, sehingga jika tidak ada pasokan baru ketersediaan kedelai khususnya akan berkurang.

"Saya konfirmasi ke Dinas Perdagangan harga Kedelai impor Rp15000 per kilogram, sedangkan kedelai lokal tidak ada dipasaran," kata Entin.

Berdasarkan data bahan pokok strategis yang datanya diambil pada 01 Nopember stok Kedelai di Kalsel sebesar 1.320, 81 ton sedangkan kebutuhan masyarakat Kalsel sebesar 1.974 ton.

Bersama kedelai, komoditas lain seperti beras, cabai dan daging sapi/.ayam juga sedang mengalami penurunan jumlah stok, namun pemerintah akan mengatasinya 

Entin mengatakan, kedelai sebenarnya tidak termasuk kedalam komoditas pangan strategis, apalagi dikonsumsi tahu tempe pada masyarakat Banjar  tidak sebesar masyarakat di Pulau Jawa yang biasa mengkonsumsinya setiap hari . Sehingga Entin meyakini kenaikan harga Kedelai tidak menyebabkan gejolak di masyarakat HSU khususnya.

Meski demikian bukan berarti Pemkab berdiam diri tak melakukan pengawasan dan antisipasi. Plt Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan HSU H Fakhruddin mengatakan pihaknya selalu mengawasi perkembangan komoditi pangan dan melaporkan setiap hari dan setiap pekan kepada Pemerintah Provinsi Kalsel.

"Biasanya jika ada komoditi pangan mulai merangkak naik harganya, kita laksanakan pasar murah agar harga tidak bergejolak, namun daya beli masyarakat memang tengah turun sehingga alternatifnya kita perbanyak saja memberikan bantuan sosial ke masyarakat," kata Fakhruddin.

Fakhruddin mengatakan, berdasarkan data  bidang Industri, para pedagang kedelai di HSU tidak terdaftar di Dikuperindag setempat, sehingga menjadi kendala dalam pengawasan dan pembinaan.

"Para pedagang langsung mendatangkan kedelai dari luar HSU kebanyakan mereka tidak terdaftar, di sini" katanya.

Disampaikan, penyebab kenaikan harga kedelai di Indonesia, karena stok kedelai mulai menipis, sehingga Pemerintah melakukan impor dari Amerika Serikat yang akan tiba di Indonesia pada Desember 2022.

"Kemungkinan nanti pemerintah akan mensubsidi sehingga harga jual ke masyarakat bisa lebih rendah," pungkasnya.
 

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022