Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - PT PLN Kalselteng kini menambah daya kelistrikan untuk mencukupi kebutuhan energi tersebut di dua provinsi itu sebanyak 270 mw.


Menejer Pembangkitan PT PLN Kalselteng Idaman Lingga kepada pers di Banjarmasin, Selasa, mengungkapkan hal tersebut seraya menyebutkan penambahan daya tersebut berasal dari PLTU Pulang Pisau (Kalteng) 120 mw, serta dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Mangkanai juga dari Kalteng sebesar 150 mw.

Kedua pembangkit tersebut sudah selesai dibangun dan berdasarkan jadwal Oktober 2015 lalu sudah harus beroperasi, artinya daya listriknya sudah masuk sistem Barito melayani kebutuhan wilayah Kalsengteng, tetapi ternyata ada kendala.

Kendalanya seperti untuk daya di Mangkanai 150 mw tersebut, untuk kabel transmisinya sudah selesai dibangun antara Mangkanai ke Muara Teweh, kemudian antara Muara Teweh ke Buntok, tetapi di wilayah ini ada satu lokasi yang belum tersambung kabel transmisinya karena lahan milik masyarakat setempat belum ada kata kesepakatan soal ganti rugi, kata Idaman.

"Berdasarkan aturan lahan yang terkena saluran transmisi tersebut ganti ruginya hanya sekitar Rp30 juta, tetapi pemilik lahan minta berlipat-lipat hingga mencapai Rp500 juta," katanya.

Dengan nilai sebesar itu tentu PT PLN tak bisa membayarkannya, karena PT PLN juga akan diaudit dengan tidak sesuai aturan seperti itu, karena dianggap bisa memperkaya orang lain.

Oleh karena itu, PT PLN berharap kepada pemerintah Kabupaten Barito Selatan Kalteng bisa membantu dalam penyelesaian ketidak sepakatan soal gantirugi lahan ini, memfasilitasi ke pemilik lahan agar bisa melepaskan lahannya hingga bisa digunakan bagi penyambungan kabel transmisi bagi kepentingan orang banyak.

Sedangkan PLTU Pulang Pisau karena sifatnya juga baru dibangun kondisinya belum stabil, dari 120 mw yang direncanakan hanya sebagian daya yang bisa disalurkan, katanya.

Idaman menuturkan kemampuan PT PLN Kalselteng saat ini dengan sekitar 400 jumlah pembangkit ada sekitar 500 mw, tetapi karena ada pemeliharaan di PLTU asam-asam serta ada kerusakan pembangkit milik swasta yang dayanya dibeli PT PLN akhirnya terjadi devisit daya sekitar 100 mw yang mengakibatkan terjadi pemadaman secara bergiliran di dua wilayah ini.

Jika persoalan transmisi dari Mangkanai ke sistem Barito tersebut sudah terwujud maka wilayah ini akan kelebihan daya dan pemadaman lsirtik secara bergiliran tidak akan terjadi lagi, ujar Idaman Lingga.

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016