Di kota minyak, Balikpapan, Kaltim, nama Redy Asmara (63 tahun) mungkin sudah cukup populer lantaran dikenal sebagai seorang saudagar yang memiliki jaringan usaha.

Kepopuleran lelaki kelahiran Desa Handil Baru, Kecamatan Samboja, Kutai Kertanegara tahun 1959 silam tersebut, selain  pernah bergelut di dunia politik, juga dikenal sebagai Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Kalimantan Timur.

Itu lantaran hobi lelaki yang berasal dari suku Banjar, keturunan Kelua, Tabalong, Kalimantan Selatan, sebagai kolektor mobil mewah, mobil antik, mobil unik, serta aneka jenis sepeda motor berbagai merk, baik yang baru maupun yang jadul, di samping memiliki sepeda ontel unik pula.

Mendiami kawasan rumah plus kantor di lahan sekitar satu hektare di bilangan Balikpapan Baru, ia mengaku cukup bahagia dengan hobi tersebut

"Saya itu kalau tak ada kerjaan, paling senang dah bersih-bersih koleksi mobil, sepeda motor tua, dengan menyikat-nyikat yang kotor, yang karatan, itulah suatu kebahagiaan," kata lelaki berkumis tipis ini  bercerita saat kedatangan rombongan kulaan Banjar asal Banjarmasin ke rumahnya, Kamis.

Rombongan kulaan Banjar sendiri sempat berselfie di tengah hamparan koleksi mobil, sepeda motor, dan sepeda ontel yang jumlahnya sekitar seratus buah yang memenuhi sebagian halaman parkir di areal rumah pengusaha ini.

Ketika ditanya, mengenai nilai atau investasi yang sudah dikeluarkan untuk hobi itu, ia mengaku tak ingat persis tetapi cukup banyaklah, karena ada mobil koleksinya yang seharga Rp7 miliar dan Rp5 miliar per buahnya.

Untuk sebuah sepeda ontel yang ia beli dari negara Perancis saja sudah senilai Rp105 juta.
Di antara koleksi mobil Redy Asmara.

Menurut Redy Asmara, yang selalu rindu kampung masa kecilnya, di Desa Handil ia mengumpulkan koleksi sudah cukup lama sejak masih bujangan, saat itu ia memang seorang pembalap motor yang sampai kini banyak meraih piala.

"Tuh piala piala pertanda saya beberapa kali meraih juara balapan motor " tuturnya seraya menunjuk beberapa piala dalam lemari di ruang tamu yang terbuka di komplek perumahan miliknya itu.
Koleksi

Haji Redy Asmara yang punya  putra seorang perwira polisi ini mengaku merintis usaha dulu secara kecil kecilan bukan di Kaltim melainkan di kawasan Batulicin, Kalsel.

Ketika ditanya obsesi ke depan ia tersenyum tak banyak menjawab, tapi katanya sudah tak kepingin ke dunia politik dan lebih mendekatkan diri ke hal kemanusiaan dan kebaikan di samping keagamaan.

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022