Menjadi gubernur atau menteri menjadi cita-cita jangka panjang seorang Dinar Adis Tiyani (22).

 Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ULM Banjarmasin ini mulai tertarik menjadi gubenur atau menteri sejak duduk di bangku SMK.

"Awalnya mengikuti Lomba Cerdas Cermat 4 Pilar MPR RI saya dibekali wawasan kebangsaan dan cinta tanah air," ungkap perempuan asal Desa Bawahan Selan, Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar.

Dari keikutsertaannya itu Dinar mulai tertarik untuk menjadi pemberdaya dan pelayan masyarakat melalui profesi gubernur atau menteri.

Dinar sendiri adalah salah satu mahasiswa ULM penerima beasiswa Indonesia Bright Future Leaders (IBFL) yang dilaksanakan Adaro sejak 2018.

Sebagai mahasiswa angkatan pertama penerima beasiswa Adaro, Dinar yang aktif di organisasi PMI ini mendapatkan bantuan biaya kuliah, uang saku dan kebutuhan lainnya.

Dari program beasiswa Adaro, putri pasangan Nasib Mulyana (alm) dan Supriani itupun bisa menyelesaikan kuliahnya di FISIP ULM sekitar empat tahun.

 Kini perempuan kelahiran Wonorejo itu bekerja di Yayasan Adaro Bangun Negeri dalam program Nyalakan Raga atau bidang kesehatan.

Meski pekerjaan yang digelutinya saat ini tak sesuai obsesi dan latar belakang pendidikan, Dinar mencoba meyakinkan diri bahwa pekerjaan saat ini akan memberikan penambahan value bagi pribadi.

"Kadang orang bekerja setengah hati karena jenis pekerjaan tak sesuai latar belakang pendidikan," ungkap Dinar.

Pengalamannya berorganisasi, khususnya di PMI maupun saat di perguruan tinggi, jadi modalnya memberikan pelayanan bagi masyarakat yang menjadi sasaran program Nyalakan Raga di YABN.

Walau belum satu tahun di YABN, Dinar dipercaya memberikan sosialisasi dan kampanye cuci tangan pakai sabun di 63 PAUD, dan tiga pondok pesantren yang tersebar di 28 desa yang berada sekitar wilayah operasional Adaro.

Ia pun sangat bersyukur dapat langsung bekerja  setelah lulus kuliah mengingat keadaan sekarang mencari pekerjaan cukup sulit.

"Secara khusus bidang kesehatan adalah ilmu baru dan tambahan dari saya, untungnya punya sedikit pengalaman organisasi sebagai relawan PMI yang mengarah pada bidang kesehatan," ungkap Dinar.

Perempuan yang gemar menyanyi ini mengaku belajar otodidak soal dunia kesehatan.

Tak sulit baginya untuk bisa menyesuaikan diri  di lingkungan kerja yang digelutinya saat ini mengingat kiprahnya tampil di depan umum seperti lomba berorasi maupun berdebat cukup dikenal di kalangan kampus.

Bahkan pada 2021 Dinas meraih predikat terbaik orasi pemuda millenial RF Kabupaten Banjar dan juara kompetisi debat mahasiswa Indonesia FISIP ULM pada 2020.

Tak hanya itu, Dinar punya pengalaman menjadi pembicara di sejumlah seminar yang diadakan FISIP ULM Banjarmasin.

"Sejak SD saya memang suka tampil di depan umum dan ini berkat bimbingan ibu," jelas Dinar.

 Meski masih belia, Dinar mengakui cukup pede ikut lomba menyanyi dan lomba membaca puisi.

Dinar mengaku pernah menjadi guru bimbingan belajar untuk siswa SD dan TK serta menjadi guru mengaji untuk mengisi waktu selama pandemi COVID-19.

Selama pandemi Dinar mengaku lebih banyak di kampung halamannya karena belum dilaksanakannya perkuliahan tatap muka, sehingga termotivasi cari kegiatan positif sekaligus menghasilkan uang.

"Bersama teman dari FKIP saya buka bimbingan belajar dan mengajar mengaji untuk ibu-ibu karena selama pandemi perkuliahan lebih banyak online," tuturnya.

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022