Pemerintah Kabupaten Banjar makin serius menghadapi masalah gagal tumbuh pada anak (stunting) melalui rencana percepatan penurunan yang terus dilakukan berkoordinasi dengan BKKBN.
 
"Kami sudah mempersiapkan perencanaan penurunan stunting dan diharapkan mendapat dukungan seluruh pihak sehingga penurunan sesuai harapan," ujar bupati di Kota Martapura, Kamis.
 
Sebelumnya, bupati bersama Wakil Bupati Said Idrus Al-Habsy, Ketua TP PKK Nurgita Tiyas dan Sekda Banjar M Hilman menghadiri pertemuan koordinasi dengan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).
 
Menurut bupati, tujuan pertemuan koordinasi tersebut selain langkah koordinasi dengan pihak terkait juga membahas perencanaan dalam upaya percepatan penurunan stunting di kabupaten setempat.
 
"Perencanaan diperlukan karena frekuensi angka stunting di Banjar mencapai 40,2 persen sehingga lebih tinggi dari angka stunting nasional yakni 24,4 persen dan harus kami upayakan menurun," ungkapnya.
 
Bupati Saidi berharap pertemuan itu membawa dampak positif bagi stake holder baik tingkat kabupaten/kota, provinsi hingga nasional sebagai komitmen memaksimalkan kerja tim percepatan penurunan stunting.
 
Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan, maksud dan tujuan pertemuan membangun komitmen bersama Pemkab Banjar mengurai permasalahan stunting.
 
"Kami optimistis, Kabupaten Banjar mampu menurunkan angka stunting melalui perencanaan dan berbagai program yang disiapkan sehingga derajat kesehatan masyarakat semakin tinggi," ucapnya.
 
Salah satu narasumber Ketua TP PKK Kabupaten Banjar Nurgita Tiyas mengatakan, hambatan tantangan yang dihadapi yakni kurangnya partisipasi dan semangat gotong royong masyarakat.
 
"Namun kami optimis melalui inovasi seperti Gitaku Manis, penurunan stunting terwujud dengan mengajak keluarga dan masyarakat berperan mensukseskan gerakan pencegahan dan penurunan stunting," kata dia.
 
 
 
 
 

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022