Pernah mewakili Kalimantan Selatan untuk Lomba UP2K tingkat Nasional 2020 dan Desa Tangguh Banua selama pandemi COVID-19 kemaren, kini Desa Banyu Hirang Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) makin mentereng karena mewakili HSU pada Lomba Lingkungan Bersih dan Sehat (LBS) tingkat Kalimantan Selatan .2022.

Pelaksana tugas Bupati HSU H Husairi Abdi di Amuntai, Kamis (8/8/22) mengatakan prestasi mentereng yang diraih Desa Banyu Hirang, Kecamatan Amuntai Selatan semoga bisa memotivasi desa/kelurahan lainnya untuk maju.

"Terpenting melalui berbagai event yang di lombakan menciptakan pola pikir dan budaya hidup yang semakin baik di tengah masyarakat kita," ujarnya. 

Husairi mengatakan, melalui lomba LBS masyarakat Desa Banyu Hirang khususnya semakin peduli untuk menjaga kebersihan lingkungan sehingga berdampak meningkatkan taraf kesehatan dan kualitas hidup masyarakat.

Desa Banyu Hirang telah dikunjungi tim verifikatsi lapangan dari provinsi pada Selasa kemaren. Tim disambut oleh Plt Bupati HSU, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala DPMD, Ketua PKK HSU, camat, kepala desa dan pejabat Forkopimda tingkat Kecamatan Amuntai Selatan.

Kepala Desa Banyu Hirang, Hiliyani mengatakan ditunjuknya Desa Banyu Hirang mewakili HSU pada lomba LBS tak lepas dari kerjasama dan gotong royong antara pemerintah kabupaten, kecamatan dan desa serta peran serta masyarakat desa.

"Menghadapi penilaian LBS kita tingkatkan peran kader PHBS, kesling dan  jumantik," katanya.

Ia menjelaskan, kader PHBS berperan aktif memperhatikan kesehatan ibu hamil dan anak balita,memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak merokok  di dalam rumah serta mengajak masyarakat agar menerapkan jamban sehat di rumah.

Kader kesling bertugas mendata dan menyosialisasikan tentang kesehatan masyarakat dan kebersihan lingkungan di desa  iu sendiri dan sudah diterapkan TPS-3R.

Sedangkan kader jumantik bertugas untuk memeriksa jentik nyamuk aecara berkala dan berkelanjutan menggerakkan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk,masyarakat diminta dalam 1 rumah ada 1 relawan yang memastikan tisak ada tempat yang bisa menjadi tempat nyamuk bersarang ataupun berkembang biak.

Disampaikan pula, Desa Banyu Hirang memiliki inovasi desa yaitu Kerajinan Eceng Gondok memanfaatkan tanaman gulma yang selama ini dianggap sebagai tanaman liar yang menutupi sungai dan lahan pertanian.

"Kini eceng gondok diolah menjadi barang kerajinan yang bernilai ekonomi tinggi, seperti tas, kotak tisue, tikar, kursi serta perabot rumah tangga lainnya," terangnya.

Selain itu juga ada sedotan dari purun  bahan dasar alami ini tentunya bisa mengurangi jumlah penggunaan limbah plastik. Melalui Kelompok Usaha Bersama (KUB) produksinya bahkan sudah mencapai manca negara.

Ketua Tim Penilai Suriani Agreini Sagoba melihat semangat dan kerja keras warga untuk menjaga lingkungan  yang bersih dan sehat harua menjadi kebiasaaan.

"Lomba ini merupakan salah satu upaya kita memotivasi dan mengukur kepedulian  masyarakat  terhadap kualitas lingkungannya," pungkasnya.

Baca juga: Pemkab HSU respon angkutan berat kembali lintasi ruas jalan wilayahnya
Baca juga: Kemenag HSU siap pertahankan gelar juara umum
 

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022