Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) serang sebagian Kalimantan Selatan sejak awal Ramadhan 1432 Hijriah, yang diduga disebabkan oleh munculnya kabut asap.
"Munculnya kabut asap diduga karena kebakaran lahan," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan, drg H Rosihan Adhany, MKes menjawab ANTARA Banjarmasin, Sabtu.
Bila dibandingkan bulan ramdhan 1431 Hijriah, warga Kalsel yang terserang ISPA pada Ramadhan 1432 Hijriah tak ada peningkatan, kata Rosihan usai menghadiri rapat Panitia Khusus (Pansus) DPRD Kalsel yang membahas Raperda retribusi jasa umum.
Sebagaimana biasa pada bulan puasa musim kemarau, ia memperkirakan, Ramadan tahun ini juga terjadi serangan muntah dan berak (muntaber) terhadap warga Kalsel yang tersebar di 13 kabupaten/kota dan kini berpenduduk sekitar 3,6 juta jiwa.
"Tapi kita patut bersyukur, karena sejak awal puasa Ramadan 1432 H atau selama hampir setengah bulan ini tak terjadi wabah muntaber. Walau demikian, kita tetap harus waspada serta berhati-hati mengonsumsi makanan/minuman," ajaknya.
Terlebih lagi, tambahnya, dengan keadaan musim panas/kemarau yang diiringi mulai asin air muara Sungai Barito dan dikhawatirkan terus masuk Sungai Martapura, sehingga rentan terjadi muntaber.
Karena muntaber itu pada umumnya bersumber dari makanan dan minuman yang dikonsumsi, dan jika ada gejala serangan, diminta segera memeriksakan dan mengobati melalui petugas kesehatan terdekat, agar jangan mewabah, sarannya.
Ia menyatakan, walau tak terjadi wabah muntaber, jajaran kesehatan di "Bumi Perjuangan Pangeran Antasari" Kalsel juga tetap siaga dan siap memberi pelayanan terhadap mereka kena serangan penyakit yang bisa membawa maut itu.
Dia mengimbau, semua pihak untuk mencegah agar tidak terkena serangan muntaber, antara lain dengan menjaga kebersihan lingkungan serta makanan dan minuman yang akan dikonsumsi.
"Mencegah itu sebenarnya lebih mudah, murah dan tidak berisiko bila dibandingkan dengan melakukan pengobatan," katanya./shn*C
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011
"Munculnya kabut asap diduga karena kebakaran lahan," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan, drg H Rosihan Adhany, MKes menjawab ANTARA Banjarmasin, Sabtu.
Bila dibandingkan bulan ramdhan 1431 Hijriah, warga Kalsel yang terserang ISPA pada Ramadhan 1432 Hijriah tak ada peningkatan, kata Rosihan usai menghadiri rapat Panitia Khusus (Pansus) DPRD Kalsel yang membahas Raperda retribusi jasa umum.
Sebagaimana biasa pada bulan puasa musim kemarau, ia memperkirakan, Ramadan tahun ini juga terjadi serangan muntah dan berak (muntaber) terhadap warga Kalsel yang tersebar di 13 kabupaten/kota dan kini berpenduduk sekitar 3,6 juta jiwa.
"Tapi kita patut bersyukur, karena sejak awal puasa Ramadan 1432 H atau selama hampir setengah bulan ini tak terjadi wabah muntaber. Walau demikian, kita tetap harus waspada serta berhati-hati mengonsumsi makanan/minuman," ajaknya.
Terlebih lagi, tambahnya, dengan keadaan musim panas/kemarau yang diiringi mulai asin air muara Sungai Barito dan dikhawatirkan terus masuk Sungai Martapura, sehingga rentan terjadi muntaber.
Karena muntaber itu pada umumnya bersumber dari makanan dan minuman yang dikonsumsi, dan jika ada gejala serangan, diminta segera memeriksakan dan mengobati melalui petugas kesehatan terdekat, agar jangan mewabah, sarannya.
Ia menyatakan, walau tak terjadi wabah muntaber, jajaran kesehatan di "Bumi Perjuangan Pangeran Antasari" Kalsel juga tetap siaga dan siap memberi pelayanan terhadap mereka kena serangan penyakit yang bisa membawa maut itu.
Dia mengimbau, semua pihak untuk mencegah agar tidak terkena serangan muntaber, antara lain dengan menjaga kebersihan lingkungan serta makanan dan minuman yang akan dikonsumsi.
"Mencegah itu sebenarnya lebih mudah, murah dan tidak berisiko bila dibandingkan dengan melakukan pengobatan," katanya./shn*C
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011