Kantor Perwakilan Bank Indonesia se-Kalimantan bersama Pemerintah Provinsi se-Kalimantan menggelar Program Akselerasi UMKM berorientasi ekspor (PAMOR) Borneo 2022 di Grand Atrium Mall Kota Kasablanka, pada tanggal 24 hingga 28 Agustus 2022.
"Program ini merupakan bentuk dukungan dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) berpotensi ekspor serta mendorong pariwisata domestik guna mendukung upaya penurunan defisit transaksi berjalan," ujar Kepala Perwakilan BI Kalimantan Selatan Imam Subarkah, Selasa (23/8).
Menurut dia, perekonomian dunia sejak awal 2020 hingga saat ini sangat terdampak dengan pandemi COVID-19.
UMKM di Indonesia, sebut dia, merupakan salah satu entitas ekonomi yang turut terkena dampak berupa penurunan penjualan cukup signifikan akibat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa wilayah.
"Sektor UMKM cukup banyak terdampak dalam hal ini UMKM produsen handicraft yang tidak dapat menjual produknya kepada wisatawan akibat penutupan sejumlah destinasi wisata," terangnya.
Keberlangsungan usaha UMKM di tengah pandemi COVID-19, sambung dia, tentunya perlu disikapi dengan perubahan dan adaptasi cepat terhadap situasi dan kondisi yang ada, khususnya mendorong digitalisasi UMKM dan pengembangan UMKM berorientasi ekspor.
"Seperti di bidang industri kreatif (fashion, aksesoris dan handicraft) dan food dan beverages. Peningkatan kapasitas dan kualitas produk UMKM harus senantiasa didorong agar memiliki daya saing tinggi, dan sigap menghadapi kondisi perubahan serta kebutuhan konsumen saat ini," urainya.
Hal tersebut, papar dia, memerlukan enhancement melalui fasilitasi dan pengembangan UMKM, baik berupa fasilitasi kurasi ekspor, business counselling, capacity building, business matching dengan potential aggregator/buyer dan lembaga pembiayaan, serta pengembangan digitalisasi UMKM terutama dari sisi penjualan.
"PAMOR Borneo 2022 merupakan upaya untuk mendorong perekonomian daerah untuk terus maju melalui UMKM melalui peningkatan kapasitas dan kualitas produk UMKM se-Kalimantan agar mampu bersaing dan naik kelas baik pada tingkat domestik maupun internasional," ungkapnya.
Kegiatan tersebut, terang dia, mengangkat tema “Accelerating Economic Inclusivity for Borneo’ SME through Global Value Chain, Capital Access, and Digitalization” yang merupakan kegiatan rutin tahunan sejak 2020.
Berbagai penerapan inovasi merupakan bagian dari rangkaian kegiatan pada setiap tahunnya.
PAMOR Borneo 2022 terdiri atas dua rangkaian kegiatan utama, ujarnya, pertama pengenalan produk UMKM se-Kalimantan di level nasional melalui expo, business matching, Launching Smart Ecosystem dan RIRU Kalimantan Selatan serta rangkaian kegiatan pendukung lainnya digelar secara offline di Jakarta.
Kedua, tambahnya, kegiatan akan dilanjutkan dengan rangkaian business matching dan one on one meeting dalam rangka promosi perdagangan dan investasi se-Kalimantan di Nagoya, Jepang, pada 2 hingga 3 September 2022.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
"Program ini merupakan bentuk dukungan dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) berpotensi ekspor serta mendorong pariwisata domestik guna mendukung upaya penurunan defisit transaksi berjalan," ujar Kepala Perwakilan BI Kalimantan Selatan Imam Subarkah, Selasa (23/8).
Menurut dia, perekonomian dunia sejak awal 2020 hingga saat ini sangat terdampak dengan pandemi COVID-19.
UMKM di Indonesia, sebut dia, merupakan salah satu entitas ekonomi yang turut terkena dampak berupa penurunan penjualan cukup signifikan akibat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa wilayah.
"Sektor UMKM cukup banyak terdampak dalam hal ini UMKM produsen handicraft yang tidak dapat menjual produknya kepada wisatawan akibat penutupan sejumlah destinasi wisata," terangnya.
Keberlangsungan usaha UMKM di tengah pandemi COVID-19, sambung dia, tentunya perlu disikapi dengan perubahan dan adaptasi cepat terhadap situasi dan kondisi yang ada, khususnya mendorong digitalisasi UMKM dan pengembangan UMKM berorientasi ekspor.
"Seperti di bidang industri kreatif (fashion, aksesoris dan handicraft) dan food dan beverages. Peningkatan kapasitas dan kualitas produk UMKM harus senantiasa didorong agar memiliki daya saing tinggi, dan sigap menghadapi kondisi perubahan serta kebutuhan konsumen saat ini," urainya.
Hal tersebut, papar dia, memerlukan enhancement melalui fasilitasi dan pengembangan UMKM, baik berupa fasilitasi kurasi ekspor, business counselling, capacity building, business matching dengan potential aggregator/buyer dan lembaga pembiayaan, serta pengembangan digitalisasi UMKM terutama dari sisi penjualan.
"PAMOR Borneo 2022 merupakan upaya untuk mendorong perekonomian daerah untuk terus maju melalui UMKM melalui peningkatan kapasitas dan kualitas produk UMKM se-Kalimantan agar mampu bersaing dan naik kelas baik pada tingkat domestik maupun internasional," ungkapnya.
Kegiatan tersebut, terang dia, mengangkat tema “Accelerating Economic Inclusivity for Borneo’ SME through Global Value Chain, Capital Access, and Digitalization” yang merupakan kegiatan rutin tahunan sejak 2020.
Berbagai penerapan inovasi merupakan bagian dari rangkaian kegiatan pada setiap tahunnya.
PAMOR Borneo 2022 terdiri atas dua rangkaian kegiatan utama, ujarnya, pertama pengenalan produk UMKM se-Kalimantan di level nasional melalui expo, business matching, Launching Smart Ecosystem dan RIRU Kalimantan Selatan serta rangkaian kegiatan pendukung lainnya digelar secara offline di Jakarta.
Kedua, tambahnya, kegiatan akan dilanjutkan dengan rangkaian business matching dan one on one meeting dalam rangka promosi perdagangan dan investasi se-Kalimantan di Nagoya, Jepang, pada 2 hingga 3 September 2022.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022