Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Ma`arif mengatakan kampus berperan studikan wilayah rawan bencana alam guna menjadi peta kewaspadaan untuk menghadapinya.


"Peran perguruan tinggi itukan salah satunya bisa melakukan pusat studi kebencanaan, sebab ini masuk sebagai ilmu pengetahuan yang harus dipelajari sebab dan akibatnya," kata Ma`arif di Banjarmasin, Kamis.

Ma`arif mengatakan itu saat menjadi narasumber seminar nasional studi kebencanaan Universitas Lambung Mangkurat bertema "Peningkatan kapasitas pemberdayaan masyarakat tanggap bencana" di Aula Rektor.

Masukan ilmu pengetahuan dari kampus, kata dia, akan sangat membantu bagi kerja BNPD (badan nasional penanggulangan daerah) dalam mengetahui zona-zona rawan bencana yang akan selalu diwaspadai setiap waktunya.

Dia mengapresiasi terhadap Unlam Banjarmasin yang cukup aktif di dalamnya membuat studi-studi tentang kebencanaan ini, dan pastinya ilmu pengetahuan yang mereka hasilkan ini sangat bermanfaat bagi bangsa dan negara.

"Maklum, tanah air kita ini mulai dirundung berbagai bencana, hingga peran semua lapisan masyarakat, termasuk pemikiran dan kerelawanannya perguruan tinggi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap fenomena alam tersebut," paparnya.

Guru Besar Fakultas Giologi UGM Prof Junun Sartohadi menambahkan, mestinya manusia jangan sampai menganggap alam sebagai ancaman, tetapi alam itu selalu memberikan berkah, hanya manusia harus tahu kapan alam itu akan berkarya.

"Jadi terkadang terjadinya bencana itu bukan salah alam, tapi salahnya manusia, kenapa harus merusak alam, ini yang harus kita sadari bersama," tuturnya.

Dalam kegiatan seminar sehari ini yang dihadiri ratusan mahasiswa ini, hadir Rektor Unlam Prof Dr Sutarto Hadi, mantan Menteri Era SBY Prof Muhammad Hatta, dan Dr Djati Mardiatno dari Pusat Studi Bencana UGM. 

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016