Dinas Pertanian dan Holtikultura Kalimantan Selatan melalui Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) setempat terus melakukan gerakan pengendalian hama tungro terhadap 10 ribu hektare lahan pertanian padi.

Kepala BPTPH Kalsel Abdul Mujib di Banjarmasin, Kamis, menyampaikan pengendalian penyakit hama atau virus tungro maksimal dilakukan hingga 10 ribu hektare atau tepatnya 10.398,92 hektare agar tidak makin meluas.

Meskipun, ujar dia, serangan hama tungro yang membuat padi menjadi kerdil tersebut seluas 3.124,5 hektare dari total 381.689 hektare luas lahan padi di provinsi ini.

"Kalau dari data luas lahan pertanian padi di provinsi ini memang serangannya tidak mencapai 1 persen atau masih 0,82 persen," ujarnya.

Menurut dia, penyakit tungro (virus) ditularkan oleh hama wereng hijau yang menghisap tanaman yang terserang penyakit tungro kemudian berpindah menghisap tanaman yang sehat, maka akan menularkan virus tungro tersebut, sehingga kini melanda lahan pertanian di 9 kabupaten/kota.

Mujib menyampaikan data terkini penularan hama tungro realisasi pertanaman padi sejak Oktober-Maret (Okmar) 2022, tertinggi di daerah Kabupaten Barito Kuala dengan luas 1.577,4 hektare.

Selanjutnya, kata dia, di Kabupaten Tanah Laut seluas 915,1 hektare, Kabupaten Banjar seluas 565,6 hektare, Kabupaten Hulu Sungai Selatan 21,7 hektare, Kabupaten Tapin 19,4 hektare.

Kemudian lahan pertanian di Kota Banjarmasin 19 hektare, Kota Banjarbaru 5,1 hektare, Kabupaten Tanah Bumbu 1 hektare, dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 0,1 hektare.

Upaya pengendalian hama tungro di sembilan kabupaten/kota yang dilakukan pihaknya bersama dinas pertanian kabupaten/kota, kelompok tani yang didampingi Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan - Pengamat Hama dan Penyakit (POPT-PHP) dan petugas lapangan lainnya dengan berbagai macam cara.

"Termasuk memberikan bantuan insektisida dan melaksanakan pengendalian wereng hijau (aplikasi insektisida)," ujar Mujib.

Dia menyampaikan juga, bimbingan teknis dilakukan dengan direkomendasikan untuk melakukan penyemprotan hama wereng hijau baik dengan agens pengendali hayati dan insektisida yang berspektrum sempit.

Menurut dia, dalam proses pengendalian hama wereng hijau juga disertai dengan Zat Perangsang Tumbuh (ZPT) dan tidak mengaplikasikan pupuk terutama pupuk organik (kimia) yang mengandung unsur N.

"Penggunaan ZPT diharapkan dilakukan dengan penyemprotan minimal 4--5 kali sampai panen," terangnya.

Berita terkait: Serangan Tungro di Banjarmasin masih dapat dikendalikan
 

Jika dilihat dari data luasan serangan penyakit tungro pada lahan padi saat ini, menurut Mujib, tidak berdampak signifikan terhadap stok pangan di Kalsel.

Alasannya dari upaya gerakan pengendalian (terutama pada fase vegetatif) yang dilakukan terhadap luas lahan yang dilaporkan terserang penyakit tungro terjadi recovery (anakan padi yang tumbuh kembali, menggantikan tanaman yang rusak akibat tungro) sehingga tumbuh normal bahkan sebagian sudah ada yang panen.

Tanpa dipungkiri, ungkap dia, tanaman yang terserang tungro terjadi penurunan produksi berkisar antara 10-20 persen, namun tanaman yang sehat produksi tidak terpengaruh.

Berdasarkan informasi data Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel serangan penyakit tungro ini tidak berpengaruh kepada produksi Kalsel, untuk semester I ini dari target 500.000 ton sudah realisasi 600.000 ton.

"Target dalam tahun ini sebesar 1.150.000 ton Insya Allah akan terpenuhi lima bulan ke depan," ujarnya.

Baca juga: BPTPH Kalsel terus tangani virus tungro serang 1.683 hektare lahan padi

Pewarta: Sukarli

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022