Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) melalui Badan Kesatuan Bangsa dan politik (Kesbangpol) gelar sosialisasi wawasan kebangsaan dengan tema merajut kebhinekaan melalui penguatan wawasan kebangsaan (wasbang), Kamis (28/7) di Gedung Murakata Barabai.
Kepala Kesbangpol HST Mardiyono menyampaikan, dasar pemikiran kegiatan adalah karena negara yang besar ini termasuk kabupaten HST sangat majemuk, terdiri dari berbagai ras, suku, agama dan keberagaman.
Menurutnya, sejumlah agama seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha dan kepercayaan serta sembilan suku yang ada di HST hidup berdampingan dengan damai dan keharmonisan senantiasa terjaga dengan baik.
"Oleh sebab itulah kesbangpol mengumpulkan melalui kegiatan ini, agar keharmonisan dan kedamaian tetap terjalin dengan tujuan dapat meminimalisir konflik dan terjalin persatuan dan kesatuan antar umat beragama maupun ras suku bangsa," katanya.
Peserta merupakan perwakilan berbagai ormas keagamaan dan para suku adat serta pemateri adalah Dandim 1002/HST dan Kepala Kejaksaan Negeri HST.
Bupati HST H Aulia Oktafiandi saat membuka acara mengapresiasi kegiatan tersebut dan ia berharap forum seperti ini senantiasa dilaksanakan agar silaturahmi antar ormas keagamaan dan etnis dapat terjalin dengan baik.
Diterangkannya, ada dua hal yang perlu kita ingat guna menciptakan kerukunan, yaitu memiliki rasa cinta terhadap tanah air dan selalu ingat akan perjuangan para leluhur kita dalam memperjuangkan bangsa ini.
"Jika dua hal itu dapat kita laksanakan maka riak-riak kecil pemicu pertikaian antar suku atau agama dapat kita tangkal dan minimalisir bersama," katanya.
Jadi ditambahkan nya, dua hal itulah yang dapat mempersatukan kita, termasuk juga menyanyikan lagu Indonesia raya di setiap kegiatan formal merupakan upaya kita mengingat persatuan dan kesatuan agar tetap hidup rukun dan damai di tengah kemajemukan bangsa kita agar tidak terjadi perpecahan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Kepala Kesbangpol HST Mardiyono menyampaikan, dasar pemikiran kegiatan adalah karena negara yang besar ini termasuk kabupaten HST sangat majemuk, terdiri dari berbagai ras, suku, agama dan keberagaman.
Menurutnya, sejumlah agama seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha dan kepercayaan serta sembilan suku yang ada di HST hidup berdampingan dengan damai dan keharmonisan senantiasa terjaga dengan baik.
"Oleh sebab itulah kesbangpol mengumpulkan melalui kegiatan ini, agar keharmonisan dan kedamaian tetap terjalin dengan tujuan dapat meminimalisir konflik dan terjalin persatuan dan kesatuan antar umat beragama maupun ras suku bangsa," katanya.
Peserta merupakan perwakilan berbagai ormas keagamaan dan para suku adat serta pemateri adalah Dandim 1002/HST dan Kepala Kejaksaan Negeri HST.
Bupati HST H Aulia Oktafiandi saat membuka acara mengapresiasi kegiatan tersebut dan ia berharap forum seperti ini senantiasa dilaksanakan agar silaturahmi antar ormas keagamaan dan etnis dapat terjalin dengan baik.
Diterangkannya, ada dua hal yang perlu kita ingat guna menciptakan kerukunan, yaitu memiliki rasa cinta terhadap tanah air dan selalu ingat akan perjuangan para leluhur kita dalam memperjuangkan bangsa ini.
"Jika dua hal itu dapat kita laksanakan maka riak-riak kecil pemicu pertikaian antar suku atau agama dapat kita tangkal dan minimalisir bersama," katanya.
Jadi ditambahkan nya, dua hal itulah yang dapat mempersatukan kita, termasuk juga menyanyikan lagu Indonesia raya di setiap kegiatan formal merupakan upaya kita mengingat persatuan dan kesatuan agar tetap hidup rukun dan damai di tengah kemajemukan bangsa kita agar tidak terjadi perpecahan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022