PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (UIP KLT) memulai pembangunan enam pondasi tower di Selat Sebuku, untuk menghubungkan SUTT 150 kV Selaru – Sebuku di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.
"Pembangunan konstruksi tower di perairan selat ini merupakan yang pertama kali dilaksanakan di Pulau Kalimantan," ujar General Manager PT PLN UIP KLT Josua Simanungkalit melalui keterangan resmi, dilaporkan Kamis, (28/7/2022) di Banjarmasin.
Dari semua tower, kata Josua, ada tiga yang spesial karena memiliki tinggi di atas tower standar. Setelah SUTT di selat selesai, tower tersebut berfungsi mengakomodir lalu lintas kapal laut yang melakukan mobilitas di wilayah kemaritiman Kalsel itu.
"Agar nantinya aktivitas perairan tidak terganggu dengan adanya SUTT tersebut," jelasnya.
Pekan lalu, dia sudah melakukan kunjungan ke daerah kepulauan itu, memastikan langsung hasil pekerjaan kontraktor di tahap awal pembangunan enam pondasi tower yang menghubungkan Pulau Laut dan Pulau Sebuku.
"Kita memastikan agar kualitas pembangunan mulai dari pondasi hingga konstruksi tower sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan,” ujarnya.
Pasang surut air laut dan juga cuaca yang tidak menentu jadi tantangan pembangunan. Atas dasar potensi masalah itu, Josua pastikan pihaknya memberikan perhatian serius disetiap proses kerja, terlebih pada saat melakukan konstruksi pondasi.
"Saya akui, pembangunan pondasi enam tower (T.82 – T.87) ini penuh dengan tantangan. Dengan hambatan tersebut, kami berpesan kepada pelaksana pekerjaan untuk mengedepankan aspek K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dan aspek K2 (Keselamatan Ketenagalistrikan),” ujarnya.
SUTT 150kV Selaru-Sebuku ini memiliki panjang 74,92 kilometer sirkit (kms), saat ini UIP KLT terus berproses membangun 111 tower. Jelang akhir Juli ini, jelas Josua perkembangan pembangunan proyek strategis nasional ini sudah mencapai 67,45 persen.
"Dengan koordinasi dan pengawasan yang ketat kepada kontraktor pembangunan dan kolaborasi bersama seluruh stakeholder yang terlibat, UIP KLT yakin dapat melalui seluruh hambatan dalam pembangunan. UIP KLT pun mengapresiasi peranan semua pihak khususnya masyarakat dan perusahaan yang terlintasi jalur transmisi," ujarnya.
Saat ini, aku dia, seluruh lapisan masyarakat di dua pulau yang nantinya terkoneksi listrik memberikan dukungan penuh kepada UIP KLT agar pembangunan infrastruktur listrik negara selesai tepat waktu di akhir tahun 2022 ini.
"Dukungan ini semakin memotivasi UIP KLT untuk segera menyelesaikan pembangunan SUTT," ujarnya.
Target
Diwartakan sebelumnya, General Manager PT PLN UIP KLT Josua Simanungkalit mengatakan salah satu dasar pembangunan SUTT adalah tindak lanjut bisnis PT PLN dengan PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO).
Tindak lanjut itu atas penandatanganan Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) oleh keduanya pada 2021 di Jakarta. Diterangkan Josua, melalui jalur SUTT 150kV Selaru-Sebuku ini PT PLN penuhi kebutuhan suplai daya hingga 75 mega volt ampere (MVA), sebagai dukungan pengembangan bisnis PT SILO di Pulau Sebuku itu.
Dampak lainnya, jalur SUTT pastikan juga mampu memenuhi kebutuhan 1.981 pelanggan di Pulau Sebuku. Ribuan pelanggan itu, hingga sekarang hanya bisa menikmati listrik 12 jam sehari.
Letak geografis pulau, menjadi penyebab kondisi itu terjadi. Kata Josua, listrik 12 jam itu didapat dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Menyusul SUTT selesai, listrik 24 jam juga akan bisa dinikmati ribuan pelanggan itu.
"Misi pembangunan SUTT, juga untuk mewujudkan konsumsi listrik yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat," ujarnya.
Josua yakin, jika SUTT tersebut beroperasi, maka pembangunan daerah sekitar akan meningkat karena didukung sistem kelistrikan yang lebih andal, hingga berimbas pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
"Pembangunan konstruksi tower di perairan selat ini merupakan yang pertama kali dilaksanakan di Pulau Kalimantan," ujar General Manager PT PLN UIP KLT Josua Simanungkalit melalui keterangan resmi, dilaporkan Kamis, (28/7/2022) di Banjarmasin.
Dari semua tower, kata Josua, ada tiga yang spesial karena memiliki tinggi di atas tower standar. Setelah SUTT di selat selesai, tower tersebut berfungsi mengakomodir lalu lintas kapal laut yang melakukan mobilitas di wilayah kemaritiman Kalsel itu.
"Agar nantinya aktivitas perairan tidak terganggu dengan adanya SUTT tersebut," jelasnya.
Pekan lalu, dia sudah melakukan kunjungan ke daerah kepulauan itu, memastikan langsung hasil pekerjaan kontraktor di tahap awal pembangunan enam pondasi tower yang menghubungkan Pulau Laut dan Pulau Sebuku.
"Kita memastikan agar kualitas pembangunan mulai dari pondasi hingga konstruksi tower sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan,” ujarnya.
Pasang surut air laut dan juga cuaca yang tidak menentu jadi tantangan pembangunan. Atas dasar potensi masalah itu, Josua pastikan pihaknya memberikan perhatian serius disetiap proses kerja, terlebih pada saat melakukan konstruksi pondasi.
"Saya akui, pembangunan pondasi enam tower (T.82 – T.87) ini penuh dengan tantangan. Dengan hambatan tersebut, kami berpesan kepada pelaksana pekerjaan untuk mengedepankan aspek K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dan aspek K2 (Keselamatan Ketenagalistrikan),” ujarnya.
SUTT 150kV Selaru-Sebuku ini memiliki panjang 74,92 kilometer sirkit (kms), saat ini UIP KLT terus berproses membangun 111 tower. Jelang akhir Juli ini, jelas Josua perkembangan pembangunan proyek strategis nasional ini sudah mencapai 67,45 persen.
"Dengan koordinasi dan pengawasan yang ketat kepada kontraktor pembangunan dan kolaborasi bersama seluruh stakeholder yang terlibat, UIP KLT yakin dapat melalui seluruh hambatan dalam pembangunan. UIP KLT pun mengapresiasi peranan semua pihak khususnya masyarakat dan perusahaan yang terlintasi jalur transmisi," ujarnya.
Saat ini, aku dia, seluruh lapisan masyarakat di dua pulau yang nantinya terkoneksi listrik memberikan dukungan penuh kepada UIP KLT agar pembangunan infrastruktur listrik negara selesai tepat waktu di akhir tahun 2022 ini.
"Dukungan ini semakin memotivasi UIP KLT untuk segera menyelesaikan pembangunan SUTT," ujarnya.
Target
Diwartakan sebelumnya, General Manager PT PLN UIP KLT Josua Simanungkalit mengatakan salah satu dasar pembangunan SUTT adalah tindak lanjut bisnis PT PLN dengan PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO).
Tindak lanjut itu atas penandatanganan Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) oleh keduanya pada 2021 di Jakarta. Diterangkan Josua, melalui jalur SUTT 150kV Selaru-Sebuku ini PT PLN penuhi kebutuhan suplai daya hingga 75 mega volt ampere (MVA), sebagai dukungan pengembangan bisnis PT SILO di Pulau Sebuku itu.
Dampak lainnya, jalur SUTT pastikan juga mampu memenuhi kebutuhan 1.981 pelanggan di Pulau Sebuku. Ribuan pelanggan itu, hingga sekarang hanya bisa menikmati listrik 12 jam sehari.
Letak geografis pulau, menjadi penyebab kondisi itu terjadi. Kata Josua, listrik 12 jam itu didapat dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Menyusul SUTT selesai, listrik 24 jam juga akan bisa dinikmati ribuan pelanggan itu.
"Misi pembangunan SUTT, juga untuk mewujudkan konsumsi listrik yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat," ujarnya.
Josua yakin, jika SUTT tersebut beroperasi, maka pembangunan daerah sekitar akan meningkat karena didukung sistem kelistrikan yang lebih andal, hingga berimbas pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022