DPRD dan Pemerintah Kota Banjarmasin menyambangi rumah Kakek Sutadi (77) yang memprihatinkan di daerah Cemara Ujung RT 22 Kelurahan Sungai Miai di Banjarmasin Utara, Senin.
Kakek Sutadi tinggal di rumah kecil di bantaran sungai Martapura dengan anak dan tiga cucu. Memperihatinkan ketiga cucunya mengalami penyakit kulit hingga tidak bisa bersekolah dan sang ibu mereka terindikasi gangguan mental.
"Sangat memprihatinkan rumah yang ditinggali, tidak layak dan tidak memenuhi kesehatan," kata anggota DPRD Kota Banjarmasin Taufik Husin saat mengunjungi rumah Kakek Sutadi, Senin.
Dia bersama Wakil Ketua DPRD Banjarmasin Tugiatno dan Ketua Komisi IV DPRD Banjarmasin Saut Natan Samosir meminta pihak pemerintah kota menangani masalah sosial keluarga Kakek Sutadi ini.
"Harus ditangani cepat, kita apresiasi dinas kesehatan, dinas pendidikan dan dinas sosial serta lurah Sungai Miai hadir bersama kita hari ini untuk melihat langsung kondisi rumah dan keluarga Kakek Sutadi," ujar politisi PDIP tersebut.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin Saut Natan Samosir pun menyatakan sangat menaruh perhatian bagi kondisi keluarga Kakek Sutadi, karena memang benar-benar memperihatinkan.
Sebagai komisi yang membidangi sosial, Saut menyatakan akan mengawal penanganan Kakek Sutadi dan keluarganya, hingga mendapatkan layanan kesejahteraan dan hidup dengan layak bersama anak dan cucunya.
"Kita lihat pihak pemerintah kota juga sudah bergerak cepat ini, solusi keberlanjutannya bagaimana kita kawal betul ini," ujarnya.
Kakek Sutadi dan keluarganya pun langsung di bawa ke RS Sultan Suriansyah Banjarmasin untuk diperiksa kesehatan mereka, khususnya cucu-cucunya yang mengalami sakit kulit dan ibu mereka yang terindikasi gangguan mental.
"Saya sudah menghubungi dokter spesialis gangguan jiwa di RS Sultan Suriansyah untuk ditangani anak Kakek Sutadi, jika memang harus perawatan intensif bisa kita kirim ke RS Sambang Lihum, maksudnya jika dokter merekomendasikan itu," ujar Kadinkes Banjarmasin Ramadhan.
Termasuk juga tiga cucu Kakek Sutadi, ucapnya, memang sudah harus masuk RS, sebab mengalami penyakit kulit yang cukup kronis, bisa diinapkan di RS.
"Jadi penanganan kesehatan Kakek Sutadi dan keluarga intensif kita lakukan, juga akan diawasi pihak puskesmas di daerah itu," ujarnya.
Terkait pendidikan ketiga cucu Kakek Sutadi, menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin Nuryadi, ketiganya masih bersekolah di SDN Sungai Miai 5, dekat rumah bersangkutan.
"Memang mereka tidak bersekolah beberapa hari karena dilarang ibunya, sebab lagi sakit kulit itu, seperti cacar, menular, tapi tidak berhenti sekolah," ujarnya.
Nuryadi menyampaikan, ketiga cucu Kakek Sutadi mendapatkan bantuan menempuh pendidikan, bahkan memiliki wali asuh untuk membiayai keperluan sekolah mereka.
"Saya akan usahakan ketiganya dapat Kartu Indonesia Pintar (KIP), karena sudah sangat layak mendapatkan itu," ujarnya.
Kabid Pemberdayaan Sosial Dinsos Kota Banjarmasin Amrullah menyampaikan untuk bantuan sosial bagi Kakek Sutadi pada tahun 2021 memperoleh program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dengan dana Rp600 ribu per tiga bulan.
"Tahun ini stop, karena pengalihan data dari Disdukcapil kota ke Kementerian Sosial, hingga tidak masuk data bayar," ujarnya.
Untuk rumah Kakek Sutadi, sebenarnya kata Amrullah, Dinsos memiliki Program perbaikan rumah tidak layak huni atau disingkat Rutilahu.
"Tapi syaratnya rumah Kakek Sutadi ini tidak terpenuhi, karena berada di bantaran sungai, termasuk kepemilikan lahan sah," terangnya.
Lurah Sungai Miai Gusti Ikromi Akbar mengatakan, sebelum viral kesah kehidupan Kakek Sutadi di media sosial saat ini, pihaknya sudah melakukan kunjungan ke rumah Kakek Sutadi.
Bahkan, ucapnya, bantuan pun disalurkan, termasuk sandang pangan hingga perbaikan sedikit kondisi rumahnya.
"Bahkan sempat mau menjalin kerjasama dengan teman saya yang memiliki program sedekah beras untuk memasukkan bagi Kakek Sutadi ini," ujarnya.
Dia menyatakan, penanganan terhadap Kakek Sutadi memang membutuhkan perhatian khusus, karena tidak serta merta harus melalui program pemerintah, karena terkendala aturan seperti perbaikan rumahnya, hingga perlu uluran tangan dari pihak lainnya.
"Kita berupaya semaksimal mungkin menangani ini," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Kakek Sutadi tinggal di rumah kecil di bantaran sungai Martapura dengan anak dan tiga cucu. Memperihatinkan ketiga cucunya mengalami penyakit kulit hingga tidak bisa bersekolah dan sang ibu mereka terindikasi gangguan mental.
"Sangat memprihatinkan rumah yang ditinggali, tidak layak dan tidak memenuhi kesehatan," kata anggota DPRD Kota Banjarmasin Taufik Husin saat mengunjungi rumah Kakek Sutadi, Senin.
Dia bersama Wakil Ketua DPRD Banjarmasin Tugiatno dan Ketua Komisi IV DPRD Banjarmasin Saut Natan Samosir meminta pihak pemerintah kota menangani masalah sosial keluarga Kakek Sutadi ini.
"Harus ditangani cepat, kita apresiasi dinas kesehatan, dinas pendidikan dan dinas sosial serta lurah Sungai Miai hadir bersama kita hari ini untuk melihat langsung kondisi rumah dan keluarga Kakek Sutadi," ujar politisi PDIP tersebut.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin Saut Natan Samosir pun menyatakan sangat menaruh perhatian bagi kondisi keluarga Kakek Sutadi, karena memang benar-benar memperihatinkan.
Sebagai komisi yang membidangi sosial, Saut menyatakan akan mengawal penanganan Kakek Sutadi dan keluarganya, hingga mendapatkan layanan kesejahteraan dan hidup dengan layak bersama anak dan cucunya.
"Kita lihat pihak pemerintah kota juga sudah bergerak cepat ini, solusi keberlanjutannya bagaimana kita kawal betul ini," ujarnya.
Kakek Sutadi dan keluarganya pun langsung di bawa ke RS Sultan Suriansyah Banjarmasin untuk diperiksa kesehatan mereka, khususnya cucu-cucunya yang mengalami sakit kulit dan ibu mereka yang terindikasi gangguan mental.
"Saya sudah menghubungi dokter spesialis gangguan jiwa di RS Sultan Suriansyah untuk ditangani anak Kakek Sutadi, jika memang harus perawatan intensif bisa kita kirim ke RS Sambang Lihum, maksudnya jika dokter merekomendasikan itu," ujar Kadinkes Banjarmasin Ramadhan.
Termasuk juga tiga cucu Kakek Sutadi, ucapnya, memang sudah harus masuk RS, sebab mengalami penyakit kulit yang cukup kronis, bisa diinapkan di RS.
"Jadi penanganan kesehatan Kakek Sutadi dan keluarga intensif kita lakukan, juga akan diawasi pihak puskesmas di daerah itu," ujarnya.
Terkait pendidikan ketiga cucu Kakek Sutadi, menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin Nuryadi, ketiganya masih bersekolah di SDN Sungai Miai 5, dekat rumah bersangkutan.
"Memang mereka tidak bersekolah beberapa hari karena dilarang ibunya, sebab lagi sakit kulit itu, seperti cacar, menular, tapi tidak berhenti sekolah," ujarnya.
Nuryadi menyampaikan, ketiga cucu Kakek Sutadi mendapatkan bantuan menempuh pendidikan, bahkan memiliki wali asuh untuk membiayai keperluan sekolah mereka.
"Saya akan usahakan ketiganya dapat Kartu Indonesia Pintar (KIP), karena sudah sangat layak mendapatkan itu," ujarnya.
Kabid Pemberdayaan Sosial Dinsos Kota Banjarmasin Amrullah menyampaikan untuk bantuan sosial bagi Kakek Sutadi pada tahun 2021 memperoleh program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dengan dana Rp600 ribu per tiga bulan.
"Tahun ini stop, karena pengalihan data dari Disdukcapil kota ke Kementerian Sosial, hingga tidak masuk data bayar," ujarnya.
Untuk rumah Kakek Sutadi, sebenarnya kata Amrullah, Dinsos memiliki Program perbaikan rumah tidak layak huni atau disingkat Rutilahu.
"Tapi syaratnya rumah Kakek Sutadi ini tidak terpenuhi, karena berada di bantaran sungai, termasuk kepemilikan lahan sah," terangnya.
Lurah Sungai Miai Gusti Ikromi Akbar mengatakan, sebelum viral kesah kehidupan Kakek Sutadi di media sosial saat ini, pihaknya sudah melakukan kunjungan ke rumah Kakek Sutadi.
Bahkan, ucapnya, bantuan pun disalurkan, termasuk sandang pangan hingga perbaikan sedikit kondisi rumahnya.
"Bahkan sempat mau menjalin kerjasama dengan teman saya yang memiliki program sedekah beras untuk memasukkan bagi Kakek Sutadi ini," ujarnya.
Dia menyatakan, penanganan terhadap Kakek Sutadi memang membutuhkan perhatian khusus, karena tidak serta merta harus melalui program pemerintah, karena terkendala aturan seperti perbaikan rumahnya, hingga perlu uluran tangan dari pihak lainnya.
"Kita berupaya semaksimal mungkin menangani ini," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022