Warga yang tinggal di sepanjang Sungai Pitap, Anak Sungai Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, mengeluhkan tingkat kekeruhan sungai Pitap yang belakangan ini kian menjadi jadi.
Akhmad penduduk, Desa Panggung, Kecamatan Paringin Selatan, kepada wartawan Antara Biro Kalsel yang melakukan perjalanan ke wilayah desa Panggung, Selasa memperoleh keterangan warga mengenai kekeruhan sungai yang selama ini menjadi tumpuah hidup ribuan orang yang tinggal di kawasan tersebut.
Menurut Ahmad, Sungai Pitap sejak dulu dikenal jernih dan bersih apalagi jika musim kemarau, maka kemilai batu putih saja di dasar sungai sudah bisa kelihatan.
Tetapi hal tersebut hanya tinggal cerita, karena sungai tersebut selalu keruh, dan tidak pernah lagi jernih atau bening seperti sedia kala.
Dulu memang ada tudingan, tingkat kekeruhan sungai yang berhulu ke Pegunungan Meratus tersebut akibat banyaknya usaha penambangan pasir yang mengeruk pasir di kawasan tersebut, tetapi kekeruhan tidak seperti sekarang ini.
"lihat kekeruhan sekarang ini kian menjadi jadi, dulu hanya keruh biasa sekarang agak kecoklatan dan terlihat banyak partikel lumpur yang ikut terbawa arus sungai," kata Ahmad sambil di atas sepeda motornya seraya menunjuk ke arah sungai yang keruh tersebut.
Pihak warga tidak mengetahui persis penyebab mengapa tingkat kekeruhan sungai tersebut kian menjadi jadi, memang banyak analisa orang mengenai hal tersebut, ada yang menyebutkan hutan di hulu kian gundul lalu membawa partikel lumpur ke sungai dan larut ke hilir.
Aada pula yang berspekulasi hal tersebut lantaran hutan sudah berubah menjadi aneka perkebunan, lalu terjadi erosi yang menyebabkan sungai menjadi demikian.
Tetapi tak sedikit pula yang menduga hal tersebut adanya usaha penambangan bartubara yang tidak mengindahkan sistem pembuangan air limbah yang baik, hingga limbah di lubang lubang tambang tersebut begitu mudah mengalir ke sungai.
Pihak warga berharap pihak pemerintah atau yang berwenang meneliti perubahan alam tersebut, jika terus dibiarkan maka ribuan rakyat di sekitar itu kian tambah menderita, sebab air sungai satu satunya menyambung kehidupan warga tersebut.
jika nanti sudah diteliti dan diketahui penyebabnya warga berharap yang berwenang segera mencarikan solusinya yang terbaik, yang penting warga meminta agar sungai bisa jernih seperti sedia kala.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Akhmad penduduk, Desa Panggung, Kecamatan Paringin Selatan, kepada wartawan Antara Biro Kalsel yang melakukan perjalanan ke wilayah desa Panggung, Selasa memperoleh keterangan warga mengenai kekeruhan sungai yang selama ini menjadi tumpuah hidup ribuan orang yang tinggal di kawasan tersebut.
Menurut Ahmad, Sungai Pitap sejak dulu dikenal jernih dan bersih apalagi jika musim kemarau, maka kemilai batu putih saja di dasar sungai sudah bisa kelihatan.
Tetapi hal tersebut hanya tinggal cerita, karena sungai tersebut selalu keruh, dan tidak pernah lagi jernih atau bening seperti sedia kala.
Dulu memang ada tudingan, tingkat kekeruhan sungai yang berhulu ke Pegunungan Meratus tersebut akibat banyaknya usaha penambangan pasir yang mengeruk pasir di kawasan tersebut, tetapi kekeruhan tidak seperti sekarang ini.
"lihat kekeruhan sekarang ini kian menjadi jadi, dulu hanya keruh biasa sekarang agak kecoklatan dan terlihat banyak partikel lumpur yang ikut terbawa arus sungai," kata Ahmad sambil di atas sepeda motornya seraya menunjuk ke arah sungai yang keruh tersebut.
Pihak warga tidak mengetahui persis penyebab mengapa tingkat kekeruhan sungai tersebut kian menjadi jadi, memang banyak analisa orang mengenai hal tersebut, ada yang menyebutkan hutan di hulu kian gundul lalu membawa partikel lumpur ke sungai dan larut ke hilir.
Aada pula yang berspekulasi hal tersebut lantaran hutan sudah berubah menjadi aneka perkebunan, lalu terjadi erosi yang menyebabkan sungai menjadi demikian.
Tetapi tak sedikit pula yang menduga hal tersebut adanya usaha penambangan bartubara yang tidak mengindahkan sistem pembuangan air limbah yang baik, hingga limbah di lubang lubang tambang tersebut begitu mudah mengalir ke sungai.
Pihak warga berharap pihak pemerintah atau yang berwenang meneliti perubahan alam tersebut, jika terus dibiarkan maka ribuan rakyat di sekitar itu kian tambah menderita, sebab air sungai satu satunya menyambung kehidupan warga tersebut.
jika nanti sudah diteliti dan diketahui penyebabnya warga berharap yang berwenang segera mencarikan solusinya yang terbaik, yang penting warga meminta agar sungai bisa jernih seperti sedia kala.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022