Kalimantan Selatan saat ini sudah bersiap menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), menyikapi itu BNPB direncanakan memberikan jatah 10 helikopter sebagai langkah penanganan. 

"Ada 10 helikopter dari BNPB. Delapan helikopter water bombing dan dua helikopter yang bertugas patroli. Jumlah helikopter itu sifatnya fleksibel, tergantung situasi, yang pasti ada 10 buah," ujar Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel Sahrrudin, Jum'at di Banjarmasin. 

Dari BMKG, kata dia, beberapa daerah di Kalsel ada yang sudah memasuki kemarau pada Mei sampai Juni. 

"Banjarbaru, Batola dan Tanah Laut berpotensi sangat tinggi," ujarnya. 

Saat ini, Pemprov Kalsel sudah memulai rangkaian kesiapan pada 15 Juni akan ditetapkan status siaga Karhutla. 

"Penetapan status itu masih menunggu,  minimal dua kabupaten atau kota sudah menetapkan status siaga. Saat ini baru Kabupaten Tapin, dan Banjarbaru sudah menyerahkan draf, kita himbau semua daerah jangan lewat tanggal 15 Juni," ujarnya. 

Pada 28 Juni, kata dia, Gubernur Kalsel akan memastikan kesiapan personel, perlengkapan dan rencana menghadapi Karhutla. 

"Ada 1.100 relawan dari berbagai organisasi kemasyarakatan ikut bergabung untuk menghadapi ancaman Karhutla tahun ini," ujarnya. 

Di musim kemarau tahun ini, kata dia, satuan tugas akan siaga mulai dari 15 Juni sampai pada pasca puncak kemarau pada 15 November. 

Melihat data BPBD Kalsel, pada 2021 lalu ada  2.813,45 hektar terbakar, diantaranya hutan dan lahan di beberapa daerah di Kalsel. 

Sejak awal Januari 2022 lalu hingga sekarang, tercatat sudah ada kebakaran hutan di enam titik luar dampak kebakaran 15 hektar. Sedangkan kebakaran lahan 15 titik total lahan terbakar 27 hektar. 

"Kita optimis bisa menekan angka Karhutla," ujar Sahruddin. 

Pewarta: Muhammad Fauzi Fadilah

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022