Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin Kalimantan Selatan memperioritaskan pengerukan dua sungai pada 2016 yaitu Sungai Veteran dan Sungai Sutoyo.


"Untuk program pemeliharaan dan normalisasi sungai tahun ini memang ada beberapa sungai yang akan dikeruk, tapi yang menjadi prioritas adalah Sungai Veteran dan Sutoyo," kata Kepala Dinas Sumberdaya Air dan Drainase Kota Banjarmasin Ir Muryanta di Banjarmasin, Selasa.

Dia menyatakan alokasi dana untuk program pengerukan dua sungai sedang itu mencapai Rp1,5 miliar, dan akan mulai dikerjakan beberapa bulan mendatang.

"Ini baru kita siapkan lelang pengerjaannya, tentunya diharapkan akan lancar sebagaimana tahun lalu," ucapnya.

Muryanta mengatakan pengerukan Sungai Veteran merupakan program lanjutan dari tahun sebelumnya, di mana sungai yang lama mati karena mengalami pendangkalan dan penyempitan berat.

"Sungai Veteran ini kan dulu ditutupi pemukiman warga hingga puluhan tahun, baru beberapa tahun ini bisa dibebaskan pemerintah untuk pelebaran jalan dan normalisasi sungai," tuturnya.

Dia menjelaskan Sungai Veteran yang cukup panjang itu penting dinormalisasi untuk menjadi kanal bagi upaya menanggulangi bencana banjir, di mana lahan serapan air di daerah ini sudah mulai sedikit akibat pesatnya pembangunan gedung bertingkat dan pemukiman penduduk.

"Cukup berat kita membersihkan Sungai Veteran ini, selain banyaknya sampah, terdapat banyak pula batang kayu besar terdampar di dasarnya, ini memang mengejutkan sebab sudah sedemikian lama masih utuh," bebernya.

Sebagaimana sungai Veteran, ungkap Muryanta, pengerukan Sungai Sutoyo juga menjadi program lanjutan. Sungai itu berguna bagi drainase jalan kota, di mana fungsinya juga vital bagi upaya penanggulangan genangan air.

Menurut Muryanta, berdasar survei 2013, ibukota Provinsi Kalsel itu memiliki lebih dari 150 sungai dengan panjang 250 kilometer lebih. Jumlah ini termasuk drainase atau sungai mati yang tertutup bangunan.

Dari jumlah tersebut, menurut Muryanta, sebanyak 102 sungai masuk kategori aktif dan sisanya berstatus mati. Adapun sungai yang layak dilewati transportasi air hanya sekitar 20 dari 102 sungai aktif itu.

"Yang lainnya harus dilakukan normalisasi atau revitalisasi untuk bisa kembali berfungsi sebagai jalur transportasi air," katanya.

Pewarta: Sukarli

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016