Pemerintah Daerah Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan,  mengembangkan budi daya ikan nila dengan sistem Bioflok.

"Pengembangan ikan lokal dengan teknologi bioflok telah berhasil dan kini ilmunya kan kami tularkan ke seluruh masyarakat yang ada di desa," Kata Kepala Dinas Perikanan Tanah Bumbu Yulian Herawati di Batiulicin Kamis.

Ia mengatakan, upaya ini mendapat respon positif oleh masyarakat dan mereka samgat antusian untuk mencoba budidaya ikan dengan sistem bioflok.

Melihat antusias nya masyarakat untuk mencoba budidaya ikan, kini Dinas Perikanan Tanah Bumbu memperluas jaringan pembuatan bioflok ke desa-desa, baik itu dengan sistem kelompok maupun perseorangan.

"Kini sudah ada 116 kolam milik kelompok desa dan 100 bioflok dibangun secara perseorangan," ujar Yulian.

Dijelaskan, sebagian besar budidaya didominasi ikan nila, karena lebih menjanjikan. “Hanya ada satu desa yang menambah budidaya ikan lele,” imbuhnya.

Jumlah ini akan segera bertambah menyusul ada berbagai pihak yang sedang proses pembangunan kolam. dan saat ini sudah proses pembuatan.

Dengan banyaknya jumlah budi daya ikan diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi ikan nila untuk mencukupi kebutuhan masyarakat lokal.

"Selama ini untuk mencukupi kebutuhan ikan nila di Tanah Bumbu didatangkan dari luar daerah, oleh sebab itu dengan banyaknya minat masyarakat untuk budidaya ikan nila maka akan mampu mencukupi kebutuhan di Tanah Bumbu itu sendiri," terangnya.

keunggulan budidaya ikan dengan istem bioflok sendiri dinilai lebih efektif dan efesien dibanding cara metode tradisional. Selain hemat lahan, teknologi ini masa panen juga lebih singkat/ yakni dua hingga tiga bulan.

"Bahkan potensi kematian pun sangat kecil dan 99 persen berpeluang hidup. Sehingga wajar budidaya ikan ini mulai dilirik masyarakat," pungkasnya.

Pewarta: Sujud Mariono

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022