Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin di Kalimantan Selatan sudah menerbitkan surat edaran kepada seluruh Puskesmas agar meningkatkan kewaspadaan terkait penyakit hepatitis misterius yang saat ini dikabarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terjadi di berbagai negara. 

"Terkait kasus hepatitits akut yang tidak diketahui etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology), maka kami sudah membuat surat edaran kepada kepala puskesmas untuk dapat meningkatkan upaya kewaspadaan dan antisipasi," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P3) Dinas Kesehatan Tapin, Puji Winarta, Kamis, (5/5). 

Langkah kewaspadaan dan antisipasi tersebut yang dimaksud Puji, di antaranya ; 

1. Memantau dan melaporkan kasus sindrom jaundice akut di Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) dengan gejala yang ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik atau kuning dan urin berwarna gelap yang timbul secara mendadak. 

2. Memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat serta upaya pencegahannya melalui penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

3. Menginformasikan kepada masyarakat untuk segera mengunjungi fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) terdekat apabila mengalami sindrom jaundice.

4. Membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sector di tingkat kecamatan.

Dihimpun dari berita ANTARA, baru ini di Indonesia sudah ada tiga anak yang dirawat di RSUPN Dr Ciptomangunkusumo, Jakarta, meninggal dunia, diduga disebabkan hepatitis misterius, dan saat ini Kementerian Kesehatan RI masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut. 

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama  mengatakan hepatitis misterius belum tentu mewabah di dunia meski berstatus kejadian luar biasa (KLB).

"Hepatitis akut berat masuk dalam Disease Outbreak News (DONs) WHO 15 April 2022, yang berbagai berita menyebutnya sebagai kejadian luar biasa (KLB) oleh WHO," katanya saat dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Rabu siang.

Dia mengatakan penyakit yang belum diketahui penyebabnya itu dilaporkan otoritas terkait di Amerika Serikat menjangkiti lebih dari 200 pasien di 20 negara di dunia hingga 3 Mei 2022.

Hepatitis misterius itu kali pertama dilaporkan pada 15 April 2022 dari Inggris, yang kemudian dimasukkan oleh WHO dalam daftar Disease Outbreak News (DONs). 

DONs, kata dia, merupakan prosedur rutin di WHO untuk menyajikan informasi ke dunia tentang kejadian kesehatan masyarakat yang penting, atau yang berpotensi menjadi hal yang penting.

Sepanjang April 2022, kata dia, ada 10 penyakit DONs WHO, yaitu hepatitis misterius dengan laporan pertama 15 April di Inggris dan Irlandia serta 23 April di berbagai negara, lalu ebola di Kongo, Japanese encephalitis di Australia, Salmoneum thypimurium di berbagai negara, kolera di Malawi, malaria di Somalia, demam kuning di Uganda, VDPV (vaccine derived polio virus) tipe 3 di Israel dan MERS CoV di Arab Saudi.

Pewarta: M Fauzi Fadillah

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022