Banjarbaru, (Antaranews Kalsel) - Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan Sumitro membuka secara resmi kegiatan whorkshop evaluasi kinerja dan pembentukan dewan pengawas serta satuan pemeriksa internal rumah sakit di Banjarbaru, Senin (21/12.
Dihariri Ketua Asosiasi Rumah Sakit Daerah (ARSADA) Kalsel dr Abimanyu SPPD, Direktur RSUD Banjarbaru dr Endah Labati MH Kes sera Penjabat Wali Kota Banjarbaru yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi, Sri Fatma Karmailita MM.
Panitia pelaksana H Dahrani mengatakan tujuan dari kegiatan whorkshop ini adalah agar setiap manajemen rumah sakit dapat memahami proses bagaimana cara meningkatkan kinerja sebuah rumah sakit.
Setiap manajemen rumah sakit dapat melakukan upaya-upaya yang bersenergis guna peningkatan kinerja rumah sakit. Dan setiap rumah sakit memiliki perangkat hukum dan alat dalam upaya peningkatan kinerja rumah sakit.
Dengan sasaran agar terjadinya peningkatan kinerja rumah sakit yang terukur, terbentuknya dewan pengawas rumah sakit dengan pemahaman kinerja yang tepat serta terbentuknya satuan pemeriksa internal rumah sakit dengan pemahaman kinerja yang tepat.
Peserta berasal dari pemilik rumh sakit (pemerintah/swasta), dewan pengawas rumah sakit, direktur rumah sakit (pemerintah/swasta), manajemen rumah sakit(bagian keuangan, pelayanan, yang terkait), komite medik, komite keperawatan dan satuan pemeriksa internal rumah sakit.
Staf Ahli Wali Kota Banjarbaru Dra Sri Fatma Karmailita MM mengatakan saat ini, perkembangan rumah sakit diseluruh Indonesia telah berkembang menuju pada “industri jasa kesehatan†yang menyangkut permasalahan yang kompleks.
Makin cepatnya perubahan pada industri rumah sakit ini, berakibat pada makin tingginya tekanan pada pengelola rumah sakit, termasuk pada manajemen rumah sakit daerah.
Inti perubahan pada umumnya berkisar pada area persaingan kualitas pelayanan. Namun, inti dari persaingan ini ada pada 3 hal, yaitu quality, service dan mindset. Hal ini tentu membutuhkan kesiapan dari semua.
Setidaknya ada lima tantangan mendasar dalam pembangunan kesehatan, yaitu: Pertama, terjadinya disparitas pelayanan kesehatan, walau secara nasional telah terjadi peningkatan pelayanan kesehatan nasional.
Kedua, kinerja pelayanan kesehatan yang merupakan faktor penting dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan dinilai masih belum sepenuhnya menjawab keinginan masyarakat. Ketiga, kualitas pelayanan medik yang belum optimal.
Keempat, keterbatasan tenaga kesehatan dan tenaga dokter, khususnya dokter spesialis. Kelima, perubahan prosedur pelayanan di era JKN. di era ini, rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang kebih baik, dalam arti yang luas, mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien, namun tetap terjangkau untuk semua lapisan masyarakat.
Ini adalah tantangan yang harus dihadapi oleh semua rumah sakit, terutama rumah sakit daerah. Di satu sisi, tuntutan pelayanan yang terstandar sudah menjadi keharusan yang harus diberikan rumah sakit kepada masyarakat.
Namun, disisi lain, pihak rumah sakit harus mampu mengendalikan biaya dan tetap menjaga mutu pelayanan mediknya. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari pelaksanaan JKN yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang.
Saat ini seluruh pekerjaan fisik pembangunan gedung baru Rumah Sakit Umum Daerah Banjarbaru telah selesai. Ini berarti, Banjarbaru telah memiliki gedung rumah sakit yang representatif. Tentu hal ini harus disyukuri bersama.
Adanya fasilitas yang baik tentu harus pula diiirngi dengan peningkatan standar pelayanan dirumah sakit.
Fatma yakin, upaya optimal telah dilakukan oleh rumah sakit Banjarbaru. dan ini terbukti dengan predikat terakreditasi yang telah diraih sejak tahun 2005 sampai sekarang, adanya pengakuan terhadap mutu pelayanan 12 pokja, sertifikikasi ISO 9001: 2008 khususnya terhadap pelayanan laboratorium dan neonatologi, serta perubahan status RSUD Banjarbaru menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sejaktanggal 30 desember 2011.
Namun, BLUD RSU Banjarbaru harus terus berbenah untuk memberikan pelayanan yang lebih baik lagi untuk memenuhi harapan masyarakat dan menjadi pilihan bantuan medis yang dapat diandalkan. karena itulah, evaluasi kinerja menjadi sesuatu yang mutlak untuk dilakukan.
Pada kesempatan itu Ketua ARSADA Kalsel dr Abimanyu SPPD menyerahkan cinderamata kepada Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan Sumitro sekaligus berpoto bersama dengan perwakilan rumah sakit se-Kalimantan Selatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
Dihariri Ketua Asosiasi Rumah Sakit Daerah (ARSADA) Kalsel dr Abimanyu SPPD, Direktur RSUD Banjarbaru dr Endah Labati MH Kes sera Penjabat Wali Kota Banjarbaru yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi, Sri Fatma Karmailita MM.
Panitia pelaksana H Dahrani mengatakan tujuan dari kegiatan whorkshop ini adalah agar setiap manajemen rumah sakit dapat memahami proses bagaimana cara meningkatkan kinerja sebuah rumah sakit.
Setiap manajemen rumah sakit dapat melakukan upaya-upaya yang bersenergis guna peningkatan kinerja rumah sakit. Dan setiap rumah sakit memiliki perangkat hukum dan alat dalam upaya peningkatan kinerja rumah sakit.
Dengan sasaran agar terjadinya peningkatan kinerja rumah sakit yang terukur, terbentuknya dewan pengawas rumah sakit dengan pemahaman kinerja yang tepat serta terbentuknya satuan pemeriksa internal rumah sakit dengan pemahaman kinerja yang tepat.
Peserta berasal dari pemilik rumh sakit (pemerintah/swasta), dewan pengawas rumah sakit, direktur rumah sakit (pemerintah/swasta), manajemen rumah sakit(bagian keuangan, pelayanan, yang terkait), komite medik, komite keperawatan dan satuan pemeriksa internal rumah sakit.
Staf Ahli Wali Kota Banjarbaru Dra Sri Fatma Karmailita MM mengatakan saat ini, perkembangan rumah sakit diseluruh Indonesia telah berkembang menuju pada “industri jasa kesehatan†yang menyangkut permasalahan yang kompleks.
Makin cepatnya perubahan pada industri rumah sakit ini, berakibat pada makin tingginya tekanan pada pengelola rumah sakit, termasuk pada manajemen rumah sakit daerah.
Inti perubahan pada umumnya berkisar pada area persaingan kualitas pelayanan. Namun, inti dari persaingan ini ada pada 3 hal, yaitu quality, service dan mindset. Hal ini tentu membutuhkan kesiapan dari semua.
Setidaknya ada lima tantangan mendasar dalam pembangunan kesehatan, yaitu: Pertama, terjadinya disparitas pelayanan kesehatan, walau secara nasional telah terjadi peningkatan pelayanan kesehatan nasional.
Kedua, kinerja pelayanan kesehatan yang merupakan faktor penting dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan dinilai masih belum sepenuhnya menjawab keinginan masyarakat. Ketiga, kualitas pelayanan medik yang belum optimal.
Keempat, keterbatasan tenaga kesehatan dan tenaga dokter, khususnya dokter spesialis. Kelima, perubahan prosedur pelayanan di era JKN. di era ini, rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang kebih baik, dalam arti yang luas, mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien, namun tetap terjangkau untuk semua lapisan masyarakat.
Ini adalah tantangan yang harus dihadapi oleh semua rumah sakit, terutama rumah sakit daerah. Di satu sisi, tuntutan pelayanan yang terstandar sudah menjadi keharusan yang harus diberikan rumah sakit kepada masyarakat.
Namun, disisi lain, pihak rumah sakit harus mampu mengendalikan biaya dan tetap menjaga mutu pelayanan mediknya. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari pelaksanaan JKN yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang.
Saat ini seluruh pekerjaan fisik pembangunan gedung baru Rumah Sakit Umum Daerah Banjarbaru telah selesai. Ini berarti, Banjarbaru telah memiliki gedung rumah sakit yang representatif. Tentu hal ini harus disyukuri bersama.
Adanya fasilitas yang baik tentu harus pula diiirngi dengan peningkatan standar pelayanan dirumah sakit.
Fatma yakin, upaya optimal telah dilakukan oleh rumah sakit Banjarbaru. dan ini terbukti dengan predikat terakreditasi yang telah diraih sejak tahun 2005 sampai sekarang, adanya pengakuan terhadap mutu pelayanan 12 pokja, sertifikikasi ISO 9001: 2008 khususnya terhadap pelayanan laboratorium dan neonatologi, serta perubahan status RSUD Banjarbaru menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sejaktanggal 30 desember 2011.
Namun, BLUD RSU Banjarbaru harus terus berbenah untuk memberikan pelayanan yang lebih baik lagi untuk memenuhi harapan masyarakat dan menjadi pilihan bantuan medis yang dapat diandalkan. karena itulah, evaluasi kinerja menjadi sesuatu yang mutlak untuk dilakukan.
Pada kesempatan itu Ketua ARSADA Kalsel dr Abimanyu SPPD menyerahkan cinderamata kepada Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan Sumitro sekaligus berpoto bersama dengan perwakilan rumah sakit se-Kalimantan Selatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015