Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Kandungan kadar garam air sungai Martapura di wilayah Banjarmasin dinyatakan sudah menurun signifikan dari bulan lalu akibat kemarau dan hingga kini sudah bisa diolah maksimal untuk air bersih.

"Kandungan kadar garam air Sungai Martapura di wilayah Banjarmasin, kita sudah periksa tinggal 50 miligram per liternya saja. Artinya sudah jauh turun dari ambang batas tidak bisa diolah," ujar Direktur Utama PDAM Bandarmasih Ir H Muslih, Selasa.

Menurut Muslih, pada bulan lalu kadar garam yang terkandung di Sungai Martapura yang merupakan lumbungnya air baku PDAM masih bertahan lebih 250 miligram per liternya, ini sulit diolah menjadi air bersih karena berada diambang batas standarnya, akibat kemarau panjang.

Hal itu disebabkan, sambung Muslih, karena masuknya lebih banyak air laut ke Sungai Martapura, hingga pengambilan air baku di Sungai Bilu terpaksa dihentikan.

"Tapi sekarang atau sudah satu minggu ini, tempat pengambilan air baku (intake) di Sungai Bilu bisa dioperasikan kembali," katanya.

Intake air baku di Sungai Bilu mampu menyedot air hingga dua ribu liter per detik ini, sehingga pasokan ke pelanggan menjadi normal kembali.

"Jadi distribusi ke pelanggan sudah bisa normal lagi sekarang ini, sebelumnya sempat kita lakukan penghentian bergilir akibat terbatasnya air baku," ujarnya.

Hal itu karena, kata dia, saat musim kemarau lalu hanya satu intake Sungai Tabuk yang bisa beroperasi, akibatnya PDAM mengalami kekurangan distribusi air bersih ke sekitar 180 ribu pelanggannya hingga 30 persen.

Saat sudah normal ini, ucap Muslih, ketersediaan distribusi air bersih PDAM ke pelanggan hampir tidak ada persoalan lagi, hanya saja soal teknis di lapangan banyaknya pipa yang mengalami kebocoran.

Hal itu terjadi, ungkap dia, karena saat maksimal pendistribusian terjadi guncangan pada perpipaan, yang mengakibatkan adanya permasalahan di sebagian sambungan.

"Saat ini petugas kita sudah melakukan perbaikan di sejumlah titik kebocoran itu. Artinya, akan ada gangguan di wilayah yang terhubung, salah satunya di Sungai Andai," ujarnya.

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015