Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Prof Dr dr Syamsul Arifin MPd mengatakan indikator untuk menuju status endemi terus membaik, sehingga Indonesia melangkah optimis mengakhiri pandemi COVID-19.

"Optimisme terhadap perubahan status penyakit COVID-19 dari pandemi menjadi endemi merupakan hal wajar, apalagi jika tren yang selama ini terus membaik dapat dipertahankan dan terus ditingkatkan," kata dia di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Secara epidemiologis, COVID-19 akan berubah menjadi endemi tatkala tingkat penularan terkendali dan telah terbentuk kekebalan kelompok di tengah masyarakat yang bisa terwujud melalui program vaksinasi.

Syamsul merujuk data Kementerian Kesehatan yang menunjukkan penurunan insidensi kasus konfirmasi COVID-19 tanggal 14 April 2022 sebabyak 833 orang. Sedangkan pada tiga minggu sebelumnya, pasien positif bertambah 5.808 orang per 24 Maret 2022.

Hal tersebut menunjukkan penurunan kurang lebih 85,66 persen. Sehingga penurunan lebih dari target yaitu 50 persen dalam tiga minggu terakhir.

Sementara angka positive rate tanggal 14 April 2022 adalah 9,79 persen. Sedangkan 1 April 9,93 persen. Angka ini memang menunjukkan nilai yang masih berada di atas target yaitu PR kurang dari 5 persen minimal selama dua minggu terakhir.

"Namun jika kita perhatikan hari terakhir 8 Maret 2022 berada di 13,26 persen dan 2 minggu yang lalu (21 Februari 2022) sebesar 14,2 persen. Angka ini menujukkan tren perbaikan yang signifikan," jelas Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM itu.

Begitu juga penurunan jumlah kematian pada kasus terkonfirmasi selama tiga minggu terakhir. Pada 14 April 2022 jumlah kematian 48 jiwa. Sementara tiga minggu yang lalu (24 Maret 2022) jumlah kematian 122 jiwa.

"Jika kita perhatikan angka CFR 14 April 2022 adalah 2,58 persen. Data ini menunjukkan bahwa angka kematian absolut sudah jauh mengalami penurunan meskipun jika dari angka CFR masih lebih dari target WHO yaitu 2 persen. Namun baik angka kematian absolut dan angka kematian dalam CFR semuanya mengalami tren perbaikan," papar pria yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya (UPR) itu.

Kemudian penurunan jumlah kasus terkonfirmasi dan probable yang dirawat di rumah sakit dan kasus yang masuk ICU selama minimal dua minggu terakhir. Nilai BOR pasien rawat inap tanggal 13 April 2022 adalah 4,30 persen. Angka ini sudah jauh berkurang di bandingkan BOR rawat inap tanggal 1 April 2022 adalah 8,27 persen.

Adapun capaian vaksinasi lengkap (dosis 2) pada 15 April 2022 sebanyak 162.372.110 orang dengan sasaran nasional 208.265.720 jiwa, sehingga cakupan telah mencapai 77,96 persen. Artinya, untuk membentuk kekebalan komunitas semakin besar, sebab cakupan vaksinasi juga terus mengalami peningkatan.

Syamsul menyatakan jika memperhatikan tren perbaikan pada masing-masing indikator, maka optimisme Indonesia dapat merubah status menjadi endemi. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan tetap fokus berupaya agar indikator-indikator tersebut dapat dengan segera dipenuhi semuanya.  

Pewarta: Firman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022