Sekretaris Komisi IV Bidang Kesra DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) yang juga membidangi kesehatan, Firman Yusi SP berpendapat, penanganan "stunting" atau terhambatnya tumbuh kembang anak harus sejak dini, tidak terkecuali di provinsinya.

"Sebab kalau yang sudah sifatnya penanggulangan jauh dari membuahkan hasil maksimal," ujarnya sebelum melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke luar daerah, Kamis (24/3/22) 

Pendapatnya itu menjawab Antara Kalsel di Banjarmasin, sehubungan masih tergolong tinggi angka stunting di provinsi yang kini berpenduduk lebih empat juta jiwa tersebar pada 13 kabupaten/kota tersebut.

Ia mengatakan, pengertian penanganan stunting sejak dini tersebut yaitu memberikan edukasi saat pranikah atau sebelum kedua pasangan itu melakukan perkawinan/pernikahan.

"Sebelum kedua pasangan itu melangsungkan pernikahan sudah harus mendapatkan edukasi, bagaimana semestinya asopan gizi ketika baru mengandung  atau yang dalam kandungan masih berupa janin dan seterusnya melahirkan sampai bayi bawah lima tahun (Balita)," ujarnya.

Begitu pula psikologis sang ibu ketika sedang mengandung hingga melahirkan harus terjaga dengan baik, lanjut Firman Yusi yang juga Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.

"Sebab terganggunya psikologis sang ibu ketika sedang mengandung bisa mempengaruhi tumbuh kembang janin hingga si anak tersebut lahir," tambah alumnus Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin yang berkampus di Banjarbaru itu.

Menurut wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel V/Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong itu, baik dalam penanganan dini maupun saat penanggulangan harus melibatkan semua elemen masyarakat.

"Penanganan stunting tidak bisa cuma petugas kesehatan, tetapi harus melibatkan ulama/pemuka agama, tokoh masyarakat atau pemimpin informal, serta secara lintas sektoral," ujar mantan anggota DPRD "Bumi Saraba Kawa" Tabalong tersebut.

Menurut laki-laki yang juga pegiat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Bumi Saraba Kawa Tabalong tersebut, keterlambatan ulama/pemuka agama dan tokoh masyarakat masih belum maksimal dalam penanganan stunting, terutama di Kalsel.

"Para ulama/pemuka agama dan tokoh masyarakat terhadap harus mendapatkan edukasi secara benar tentang stunting dan dalam konteks masa depan generasi umat," sarannya.

Selain itu, yang tidak kalah pentingnya sosialisasi yang lebih intens kepada muda mudi akan arti stunting sehingga ketika mereka melangsungkan pernikahan sudah memahami dan dapat melaksanakan bagaimana cara agar tumbuh kembang anak secara normal.

Ia juga prihatin dengan masih tergolong tinggi stunting di provinsinya, padahal pemerintah daerah setempat sudah berusaha maksimal buat menurunkan kasus atau angka tersebut.

"Hal tersebut hendaknya menjadi perhatian kita bersama, sebab berkaitan dengan masa depan generasi bangsa yang lebih berkualitas, baik secara jasmani maupun rohani," demikian Firman Yusi.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022