Wakil Bupati Balangan Supiani mengatakan sampah adalah salah satu penyebab menurunnya kualitas lingkungan hidup, bukan semata secara estetis karena merusak pemandangan tetapi lebih penting lagi karena sampah merupakan salah satu sumber emisi gas rumah kaca.
"Yaitu jenis-jenis gas yang memicu peningkatan suhu bumi atau pemanasan global dan berakibat terjadinya perubahan iklim, salah satu jenis gas rumah kaca yang banyak berasal dari sampah atau limbah adalah gas metana," kata Supiani kepada awak media usai menghadiri acara HPSN 2022 di Paringin, Senin.
Menurut dia, penurunan emisi gas rumah kaca dari sektor persampahan sangat penting karena akan terkait dengan upaya menahan gas buang melalui sistem pengelolaan bersiklus, sehingga tidak ada material terbuang menjadi gas.
Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Balangan Musa Abdullah, mengatakan kegiatan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun 2022 ini pihaknya laksanakan sesuai dengan tema KLHK tentang kelola sampah, kurangi emisi gas buang dan bangun Proklim.
"Kami libatkan berbagai sektor dalam pengelolaan sampah sesuai arahan dari menteri dan Dirjen Pengelolaan Sampah, bahwa cikal bakal dari pengurangan emisi gas rumah kaca berasal dari kegiatan pengelolaan sampah, yang mana kalau sampah kita terkelola, emisi gas buang yang dibuang ke udara juga akan bisa diturunkan," kata Musa.
Ia menyebutkan, pihaknya sudah memulai dengan program-program mitra kerja yaitu Balangan Coal dengan menetapkan satu desa pusat daur ulang yaitu Desa Murung Ilung, Kecamatan Paringin.
Yang mana lanjutnya, desa tersebut mengembangkan Zero Trash atau nol sampah yang dibuang ke TPA, mereka mengelola pusat daur ulang dengan memanfaatkan sampah organik menjadi bubur maggot sehingga menjadi bernilai ekonomi.
"Yang tadinya sampah organik tidak terkelola hanya dibuang ke TPA, sekarang sudah mereka kelola menjadi pakan dari ulat maggot dan hal itu menjadi nilai jual yang tinggi," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
"Yaitu jenis-jenis gas yang memicu peningkatan suhu bumi atau pemanasan global dan berakibat terjadinya perubahan iklim, salah satu jenis gas rumah kaca yang banyak berasal dari sampah atau limbah adalah gas metana," kata Supiani kepada awak media usai menghadiri acara HPSN 2022 di Paringin, Senin.
Menurut dia, penurunan emisi gas rumah kaca dari sektor persampahan sangat penting karena akan terkait dengan upaya menahan gas buang melalui sistem pengelolaan bersiklus, sehingga tidak ada material terbuang menjadi gas.
Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Balangan Musa Abdullah, mengatakan kegiatan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun 2022 ini pihaknya laksanakan sesuai dengan tema KLHK tentang kelola sampah, kurangi emisi gas buang dan bangun Proklim.
"Kami libatkan berbagai sektor dalam pengelolaan sampah sesuai arahan dari menteri dan Dirjen Pengelolaan Sampah, bahwa cikal bakal dari pengurangan emisi gas rumah kaca berasal dari kegiatan pengelolaan sampah, yang mana kalau sampah kita terkelola, emisi gas buang yang dibuang ke udara juga akan bisa diturunkan," kata Musa.
Ia menyebutkan, pihaknya sudah memulai dengan program-program mitra kerja yaitu Balangan Coal dengan menetapkan satu desa pusat daur ulang yaitu Desa Murung Ilung, Kecamatan Paringin.
Yang mana lanjutnya, desa tersebut mengembangkan Zero Trash atau nol sampah yang dibuang ke TPA, mereka mengelola pusat daur ulang dengan memanfaatkan sampah organik menjadi bubur maggot sehingga menjadi bernilai ekonomi.
"Yang tadinya sampah organik tidak terkelola hanya dibuang ke TPA, sekarang sudah mereka kelola menjadi pakan dari ulat maggot dan hal itu menjadi nilai jual yang tinggi," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022