Dua desa tertinggal di Tabalong, Kalimantan Selatan, yakni Desa Dambung dan Dusun Undul Desa Bumi Makmur, menjadi sasaran program pemberantasan buta aksara oleh Kementerian Pendidikan Nasional.
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan Nasional Hari Tri Nurawan, di Tanjung, Rabu (20/7), mengatakan pemberantasan buta aksara khususnya di daerah terpencil dan tertinggal merupakan bagian dari program pembinaan pendidikan masyarakat."Harapan kita masyarakat yang tinggal di desa tertinggal bisa lebih maju, salah satunya melalui program pemberantasan buta aksara," katanya dalam acara semiloka sinergi program pemberdayaan masyarakat oleh pusat kegiatan belajar.
Hari mengungkapkan saat ini terdapat 183 kawasan adat terpencil yang tersebar di Indonesia dengan jumlah penyandang buta aksara 8,3 juta orang.
"Jumlah penyandang buta aksara di Indonesia masih cukup tinggi, sekitar 8,3 juta orang, karena itu pembinaan pendidikan masyarakat perlu dilakukan secara bersama-sama oleh sektor terkait," ujarnya.
Di Tabalong jumlah penyandang buta aksara 598 orang, salah satunya di Dusun Undul yang tercatat 40 orang.
Kepala Dinas Pendidikan Tabalong Erwan mengatakan untuk mendukung program pemberantasan buta huruf telah dibangun SD kecil di Dusun Undul.
"Sekitar 20 orang anak di Dusun Undul belum tersentuh pendidikan sehingga dibangun SD kecil dengan menggunakan sistem berkunjung," kata Erwan.
Ia mengatakan, untuk pemenuhan tenaga guru di wilayah desa terpencil, Diknas memberdayakan warga lokal dengan memberikan kesempatan kuliah diploma dua secara gratis.
"Tenaga pendidik di daerah terpencil khususnya Dusun Undul dan Desa Dambung memang masih kurang, rencananya kita akan berdayakan warga setempat untuk menjadi guru dengan memberikan kesempatan kuliah diploma dua," katanya./mi*C
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011