Peringatan Isra dan Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW menjadi momentum memupuk sikap toleransi sehingga terwujud kehidupan rukun dan damai di tengah masyarakat khususnya di Kota Banjarbaru.
Pernyataan itu disampaikan anggota DPRD Banjarbaru Hindera Wahyudin menyambut peringatan Isra Mi'raj 27 Rajab 1443 Hijriah dikaitkan dengan kehidupan masyarakat Banjarbaru yang dikenal heterogen.
"Isra Mi'raj menjadi momentum bagi kita semua memupuk sikap toleransi terutama di Kota Banjarbaru dengan kondisi masyarakat yang heterogen tetapi hidup rukun dan damai," ujarnya di Banjarbaru, Ahad.
Ia mengatakan, Kota Banjarbaru bisa disebut miniaturnya Indonesia karena penduduk berasal dari banyak suku, agama maupun budaya yang hidup dan tumbuh berdampingan dengan penuh ketenangan dan kedamaian.
Oleh karenanya, wakil rakyat dapil Cempaka itu meminta seluruh elemen masyarakat menjaga dan memupuk sikap toleransi dan moderisasi dalam kehidupan bermasyarakat yang harus dipelihara bersama-sama.
"Harapan kami, momentum Isra dan Mi'raj yang diperingati setiap tahun di masjid, musala, perkantoran hingga sekolah, bukan sekedar seremonial tetapi dapat dipetik hikmah dan i'tibar bagi kehidupan sehari-hari," pesannya.
Peristiwa Isra dan Mi'raj Nabi besar Muhammad SAW merupakan sebuah peristiwa agung yang selalu dikenang dan diperingati seluruh umat muslim di berbagai belahan dunia sejak 14 abad silam hingga sekarang.
Peristiwa itu juga mengandung makna betapa Allah maha kuasa atas setiap hambanya sehingga mengandung hikmah bagi kita semuanya dalam merefleksikan diri sebagai makhluk dan Allah sebagai Khaliq.
Isra adalah perjalanan Rasulullah SAW di suatu malam dari Masjidil Haram Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina dan Mi'raj merupakan kisah perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Aqsha Palestina naik ke langit ketujuh.
Selanjutnya ke Sidratul Muntaha (akhir penggapaian) menerima perintah Allah SWT menjalankan shalat lima waktu sehari semalam dan perjalanan itu dilakukan Nabi hanya dalam waktu semalam yaitu malam 27 Rajab.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Pernyataan itu disampaikan anggota DPRD Banjarbaru Hindera Wahyudin menyambut peringatan Isra Mi'raj 27 Rajab 1443 Hijriah dikaitkan dengan kehidupan masyarakat Banjarbaru yang dikenal heterogen.
"Isra Mi'raj menjadi momentum bagi kita semua memupuk sikap toleransi terutama di Kota Banjarbaru dengan kondisi masyarakat yang heterogen tetapi hidup rukun dan damai," ujarnya di Banjarbaru, Ahad.
Ia mengatakan, Kota Banjarbaru bisa disebut miniaturnya Indonesia karena penduduk berasal dari banyak suku, agama maupun budaya yang hidup dan tumbuh berdampingan dengan penuh ketenangan dan kedamaian.
Oleh karenanya, wakil rakyat dapil Cempaka itu meminta seluruh elemen masyarakat menjaga dan memupuk sikap toleransi dan moderisasi dalam kehidupan bermasyarakat yang harus dipelihara bersama-sama.
"Harapan kami, momentum Isra dan Mi'raj yang diperingati setiap tahun di masjid, musala, perkantoran hingga sekolah, bukan sekedar seremonial tetapi dapat dipetik hikmah dan i'tibar bagi kehidupan sehari-hari," pesannya.
Peristiwa Isra dan Mi'raj Nabi besar Muhammad SAW merupakan sebuah peristiwa agung yang selalu dikenang dan diperingati seluruh umat muslim di berbagai belahan dunia sejak 14 abad silam hingga sekarang.
Peristiwa itu juga mengandung makna betapa Allah maha kuasa atas setiap hambanya sehingga mengandung hikmah bagi kita semuanya dalam merefleksikan diri sebagai makhluk dan Allah sebagai Khaliq.
Isra adalah perjalanan Rasulullah SAW di suatu malam dari Masjidil Haram Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina dan Mi'raj merupakan kisah perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Aqsha Palestina naik ke langit ketujuh.
Selanjutnya ke Sidratul Muntaha (akhir penggapaian) menerima perintah Allah SWT menjalankan shalat lima waktu sehari semalam dan perjalanan itu dilakukan Nabi hanya dalam waktu semalam yaitu malam 27 Rajab.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022