Banjarmasin,  (AntaranewsKalsel) - Panitia Khusus Ketenagakerjaan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Selatan menunda menyampaikan hasil kerja mereka, yang semestinya, Senin (26/10) menjadi November mendatang.


"Kami terpaksa harus menunda menyampaikan hasil kerja. Karena masih ada beberapa hal yang kami perlukan," ujar Ketua Panitia Khusus (Pansus) Ketenagakerjaan di Kalimantan Selatan (Kalsel) tersebut Yazidie Fauzy di Banjarmasin, Senin.

Namun Wakil Ketua Komisi IV bidang kesra DPRD Kalsel itu berharap, Pansus Ketenagakerjaan sudah bisa merampungkan pekerjaan pada November 2015 dan sekaligus menyampaikan hasil kerja dalam rapat paripurna lembaga legislatif tingkat provinsi setempat.

"Hasil kerja Pansus tersebut, selain berupa laporan terhadap gambaran umum ketenagakerjaan di Kalsel," ujar Wakil Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD tingkat provinsi itu.

Kemudian secara khusus, lanjut mantan Ketua Komite Nanasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kalsel tersebut, yaitu permasalahan dengan tenaga kerja asing (TKA) di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota ini.

"Dari temuan permasalahan tersebut, Pansus membuat rekomendasi sebagai masukan bagi pemerintah atau instansi terkait, guna penanganan ketenagakerjaan di provinsi ini," demikian Yazidie.

Sebelumnya atau beberapa bulan lalu, Pansus Ketenagakerjaan tersebut melakukan serangkaian kegiatan, antara lain inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa perusahaan besar di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota ini.

Sebagai contoh ketika sidak ke pabrik semen di Kabupaten Tabalong pekan lalu, ada beberapa temuan Pansus Ketenagakerjaan tersebut, antara lain masalah TKA, upah pekerja yang kurang berkeadilan, dan kesejahteraan lain yang masih memprihatinkan.

Khusus mengenai upah di pabrik semen yang menggunakan fasilitas penanaman modal asing (PMA) itu, terjadi perbedaan mencolok, yaitu untuk TKA Rp6 juta/bulan dan pekerja lokal Rp80 ribu/hari, dalam bentuk/jenis pekerjaan relatif sama.

Selain itu, tempat tinggal pekerja yang terkesan kurang manusiawi, yaitu kapasitas ruangan tak seimbang dengan jumlah penghuni, serta tidur bukan beralaskan kasur, tapi kertas karton/kardus.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015