Tanjung,  (AntaranewsKalsel) - Forum Komunitas Hijau Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, mengembangkan sumur atau lubang biopori sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian lingkungan, baik di wilayah pemukiman, perkantoran, maupun ruang terbuka.

Anggota Forum Komunitas Hijau Kabupaten Tabalong Firman Yusi di Tanjung, Senin, mengatakan pembuatan lubang biopori punya banyak manfaat selain mencegah banjir juga sebagai tempat pembuangan sampah organik serta menyuburkan tanah.

"Rencananya ada 1.000 sumur biopori yang akan kita buat di sejumlah wilayah mulai dari perkantoran, pemukiman, hingga ruang publik seperti taman kota dan terminal," katanya.

Pengembangan sumur biopori itu didukung oleh Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) dan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLD) setempat, masing-masing membuat 500 dan 300 lubang biopori, termasuk peralatan pendukung mulai dari bor tanah hingga penutup biopori.

"Sumur atau lubang biopori sendiri harus dirawat dengan secara rutin memasukkan sampah organik ke dalam lubang termasuk rutin memeriksa tutup biopori agar tidak tersumbat," kata Firman.

Ia menjelaskan lubang biopori tak hanya berfungsi untuk mempermudah meresapnya air, tetapi juga bisa menjadi media pengomposan.

Sebelumnya, di Taman Kota Tanjung, pembuatan sumur biopori dilakukan secara simbolis oleh Bupati Tabalong Anang

Syakhfiani pada pencanangan aksi bersih-bersih massal yang diinisiasi Pemkab Tabalong bersama YABN, diikuti sejumlah pejabat dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah.

Selain mengembangkan sumur biopori di "Bumi Saraba Kawa" itu, Forum Komunitas Hijau juga eksis mengampanyekan pembentukan kota hijau di kabupaten paling utara Kalsel tersebut.

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015