Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Prof Dr dr Syamsul Arifin MPd mengatakan penurunan kepatuhan protokol kesehatan (prokes) memicu lonjakan kasus COVID-19 di Kalimantan Selatan (Kalsel).

"Berdasarkan data Satgas COVID-19 untuk rentang waktu 24-30 Januari 2022, terjadi ketidakpatuhan prokes 3M memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan yang terjadi di rumah maupun di sektor publik menjadi penyebab COVID-19 semakin meningkat," terang dia di Banjarmasin.

Seperti kepatuhan memakai masker turun hingga 30 persen. Padahal pada Oktober dan November 2021 belum ditemukan penurunan prokes atau masih nol persen.

Demikian pula dalam hal menjaga jarak di kerumunan terdapat dua tempat tertinggi yaitu ketidakpatuhan di terminal 54,2 persen dan Sekolah 53,8 persen.

Sementara mobilitas penduduk justru mengalami peningkatan. Berdasarkan laporan pemantauan dari Global Mobility tertanggal 27 Januari 2022 diketahui kegiatan rekreasi meningkat 18 persen, kegiatan pemenuhan bahan makanan dan apotek meningkat 27 persen, tempat kerja 4 persen dan area pemukiman 2 persen.

Syamsul menyebut Kalimantan Selatan termasuk wilayah jalur lalu lintas pergerakan manusia baik secara lokal di pulau Kalimantan terutama dari Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Di samping itu, Kalimantan Selatan merupakan provinsi yang padat.

"Kondisi ini turut berpotensi membuat Kalsel cukup rawan dalam percepatan transmisi COVID-19," jelas Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM itu.

Di sisi lain, Syamsul menilai belum meratanya capaian vaksinasi lengkap terutama untuk daerah penyangga Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan juga jadi masalah tersendiri.

Kota Banjarmasin yang diketahui sudah mencapai 128,50 persen pertanggal 23 Januari 2022, sangat berbeda untuk daerah aglomerasi seperti Kabupaten Banjar (27,8 persen) dan Kabupaten Barito Kuala (31,5 persen).  

Padahal warga di daerah aglomerasi menurut dia sering melakukan aktivitas ke Banjarmasin. 

"Belum lagi jika dianalisis dari waktu pencapaian cakupan vaksinasi. Karena vaksinasi juga berpacu dengan waktu agar efektivitas vaksin untuk membentuk kekebalan komunitas menjadi maksimal," paparnya.

Dengan memperhatikan berbagai faktor pemicu tersebut, tambah Syamsul, sepatutnya edukasi kepada masyarakat untuk kembali disiplin menerapkan prokes harus terus digaungkan, disamping peningkatan cakupan vaksinasi yang merata di seluruh kabupaten.

Dalam dua hari terakhir kasus COVID-19 di Kalimantan Selatan perlu diwaspadai dengan cermat mengingat peningkatan kasus aktif pada tanggal 27 Januari 2022 hanya 63 kasus dan meningkat 2,5 kali pada 30 Januari 2022 yaitu 163 kasus. 

Meski Dinas Kesehatan Kalsel menyatakan belum ditemukan kasus varian Omicron, namun Syamsul menegaskan tidak membedakan cara pencegahan transmisi COVID-19 yaitu tetap disiplin protokol kesehatan dan percepatan program vaksinasi.

Pewarta: Firman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022