Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Anggota DPRD Kalimantan Selatan Habib Said Hasan Al Habsyie mengingatkan semua komponen bangsa agar memperlakukan secara adil anak cucu mereka yang terlibat dalam Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia di masa lalu.


"Kan yang bersalah itu hanya mereka yang betul-betul terlibat dalam G 30S/PKI, sedangkan anak cucunya tidak bersalah, tapi mengapa turut menanggung dosa," katanya menjawab Antaranews Kalsel, Rabu.

Menurut anggota DPRD Kalsel dua periode tersebut, ketidakadilan terhadap anak cucu mereka yang terlibat G 30S/PKI tersebut bisa membuat dendam berkepanjangan dan menimbulkan persoalan baru.

"Sebaliknya dengan memberikan keadilan atau hak yang sama terhadap anak cucuk yang terlibat G 30S/PKI, saya berkeyakinan mereka tidak akan berbuat yang bukan-bukan, dan bisa menghilangkan dendam," kata politisi PKS tersebut.

Namun politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut tetap mengingatkan agar semua komponen bangsa waspada terhadap bahaya laten komunis yang anti tuhan yang ingin mengubah Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia.

Sebelumnya mantan Ketua DPRD Kalsel Nasib Alamsyah mengingatkan semua elemen bangsa, terlebih bagi generasi kini dan mendatang agar tetap mewaspadai terhadap bahaya laten PKI.

Karena, lanjut Kolonel Inf (Purn) dan mantan Komandan Korem Bone Sulawesi Selatan itu, secara formal PKI sudah tiada di "Bumi Persada Pertiwi" ini, tapi gerakan komunisme yang terkenal dengan teori konfliks mungkin saja muncul jika tanpa kewaspadaan.

"Apalagi dari kalangan militansi PKI, yang terpenting bagi mereka paham komunis bisa hidup, tumbuh dan berkembang, walau dengan wajah baru," lanjut alumnus Akademi Militer Nasional (AMN) tahun 1973 atau seangkatan denga mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

"Oleh sebab itu, kita hendaknya belajar dari pengalaman sejarah, agar pengalaman pahit, terlebih sampai membuat suram tujuan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945," demikian Nasib Alamsyah.    

Pewarta: Syamsudin Hasan

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015