Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih Ir Muslih mengungkapkan, pihaknya harus mengantar air bersih ke ratusan titik setiap harinya untuk kebutuhan masyarakat saat sulit seperti sekatang ini.
"Kita mengoperasikan puluhan mobil tangki saat ini. Di mana daerah yang kesulitan air bersih kita beri secara gratis," ujarnya saat mengikuti perayaan puncak Hari Jadi ke-489 Kota Banjarmasin, di Balaikota, Selasa.
Menurut dia, sebanyak sembilan mobil truk tangki berkapasitas 5000 liter dimilikinya saat ini, dibantu beberapa mobil tangki milik masyarakat dari Badan Pemadam Kebakaran (BPK) untuk mendistribusikan air bersih, terutama di daerah pinggiran.
Di antara daerah yang terkena dampak cukup parah atas krisis air ini, Sungai Andai, Kuin, Basirih, dan Handil Bakti, ungkapnya.
"Terpaksa, satu mobil tangki itu bisa beroprasi 6-8 kali setiap harinya mengantar air ke warga yang membutuhkan. Pokoknya ada kelompok masyarakat setidaknya 5 KK memohon air bersih, akan kita beri secara gratis," ungkapnya.
Muslih menyatakan, saat ini produksi air PDAM berkurang hingga 30 persen, diakibatkan air sungai Martapura yang menjadi jantung pengambilan air baku untuk diolah menjadi air bersih mengalami keasinan yang tinggi di atas ambang batas yang bisa diolah.
"Memang saat ini kondisinya sudah sangat gawat. Meski kita terus berupaya tapi sumber air baku yang tidak memungkinkan sebab air irigasi yang biasa dapat kita ambil sekitar 1.000 kubik perjamnya juga mengalami kekeringan saat ini," tuturnya.
Saat ini, ujar dia, pengambilan air baku hanya bisa dilakukan di wilayah hulu Sungai Tabuk, sebab di wilayah hilir di daerah Sungai Bilu sudah tidak bisa dilakukan lagi lantaran air mengalami keasinan di atas 5.000 miligram perlitarnya.
Akibat terhentinya pengambilan air baku di intek Sungai Bilu yang mencapai 2.200 liter perdetiknya itu, maka total pengolahan air bersih mengalami penurunan hingga 30 persen, jelas Muslih.
Karena kejadian ini, ujar dia, PDAM tidak bisa mencukupi untuk memenuhi kebutuhan semua pelanggan yang mencapai lebih 180 ribu rumah tangga sebagaimana biasanya, hingga harus dilakukan strategi penghentian bergilir, sehingga dampaknya sebagian daerah pinggiran tidak kebagian.
Ia mengatakan, pengambilan air baku saat ini hanya tertumpu pada intek Sungai Tabuk yang kapasitasnya sekitar 1.750 liter perdetik.
"Dan ini pastinya sangat tidak mencukupi dengan kebutuhan air bersih normalnya 2.000 liter perdetik yang didistribusikan setiap harinya kepada palanggan," terangnya.
Salah satu harapan saat ini, ujar dia, kemarau akan segera berakhir hingga intrusi atau masukkan air laut ke sungai Martapura akan berkurang pula.
"Makanya direncanakan membangun embung atau waduk agar ketahanan air baku selama puluhan tahun dapat terpenuhi untuk kepentingan masyarakat luas," ujarnya.
Editor : Hasan Zainuddin
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015