Masyarakat bisa mengangkat nama desa mereka yang terpencil dengan mengembangkan usaha pengenalan produk kuliner lokal yang dikemas dan dipasarkan secara moderen.

Manajer Marissa Cathering (MC) Organizer Elisa Ramadhani di Amuntai, Selasa (28/12) mengatakan, setiap desa bisa mengembangkan usaha kuliner lokal yang khas.

"Melalui pelatihan boga diharapkan setiap desa bisa mengembangkan usaha kuliner lokal dan memperkenalkannya keluar daerah melalui promosi dan pemasaran secara online," ujar Elisa.

Elisa mengatakan, MC Organizer siap membantu pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat desa dalam pengembangan usaha kuliner melalui pelatihan tata boga.
 
Manajer MC Organizer Amuntai Elisa Ramadhani atau Marissa. (ANTARA/Eddy A/Kominfo HSU)

Instruktur MC Organizer melatih kaum perempuan di desa khususnya tehnik pembuatan aneka kue moderen termasuk kuliner lokal.

"Usaha boga atau kuliner yang dikembangkan dan dipasarkan/promosikan melalui media sosial akan mengangkat nama desa menjadi lebih dikenal, apalagi jika kuliner yang diperkenalkan tersebut diminati masyarakat," jelasnya 

Kuliner lokal, katanya, juga bisa dikreasikan dengan kuliner moderen dalam upaya menarik minat masyarakat,"kata Marissa - panggilan akrab Elisa Ramadhani.

Ia menambahkan, MC Organizer memberi pelatihan dalam pengembangan kuliner lokal dan moderen sekaligus kepada peserta pelatihan tata boga yang diselenggarakan disejumlah desa di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Kalimantan Selatan.
 
Peserta Pelatihan Boga di Desa Murung Panggang membikin menu makanan Lalapan Ayam Panggang di hari pertama pelatihan di bimbing Instruktur MC Organizer, Selasa (28/12). (ANTARA/Eddy A/Kominfo HSU)

Umumnya pembuatan kue (wadai - dalam bahasa Banjar) lokal di Kalimantan Selatan berbentuk kue basah, namun penggunaan bahan tertentu dalam membuat kue bisa menambah kualitas dan masa kadaluarsa kue lebih lama agar bisa dikemas.

Ia juga menyarankan pelaku usaha boga mengurus perijinan produk pangan ke Dinas Kesehatan agar bisa dipasarkan lebih luas.

Ketua PKK Desa Murung Panggang Nurmajiah mengungkapkan jika Desa Murung Panggang Kecamatan Amuntai Selatan tidak memiliki kuliner lokal yang bisa diperkenalkan ke masyarakat.

"Mudah-mudahan melalui pelatihan tata boga warga kami bisa membikin makanan dan kue khas daerah kami," katanya.
Kepala Desa Murung Panggang Supian Nor dan Ketua PKK Desa Nurmajiah. (ANTARA/Eddy A/Kominfo HSU)


Ia bersyukur melalui pemanfaatan dana desa, kaum perempuan di Desa Murung Panggang akhirnya bisa mendapatkan pelatihan tata boga.

Beberapa kaum perempuan di Desa Murung Panggang seperti  Mahmuda sudah lebih dulu berjualan kue dan makanan secara online, namun dirinya berharap kemampuan dan usahanya lebih berkembang lagi setelah mengikuti Pelatihan Boga dari MC Organizer.

"Saya belajar otodidak jualan online, semoga penjualanpenjualan online lebih baik lagi dengan ikut Pelatihan Tata Boga," kata Mahmuda.

Hal yang sama juga diungkapkan pelaku usaha lainnya Rusmiati yang selama ini hanya menjualkan produk makanan dari orang lain. Dirinya ingin mampu menghasilkan sendiri produk makanan dan kue dengan ikut pelatihan boga.

Kepala Desa Murung Panggang Supian Nor berharap kaum perempuan di desa nya bisa berkembang membentuk kelompok usaha kuliner.

"Tujuan kami agar kawasan ekonomi di desa kami lebih berkembang," katanya.

Sebanyak 20 orang kaum perempuan di Desa Murung Panggang mengikuti Pelatihan Tata Boga selama beberapa hari kedepan. Pihak MC Organizer akan membimbing peserta sampai berhasil mengembangkan usaha kuliner sendiri.
VIDEO BERITA TERKAIT :  
 

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021