Barabai (Antaranews Kalsel) - Tebaran kabut asap yang melanda Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, semakin pekat, sehingga sekolah boleh meliburkan para siswanya guna menghindari gangguan kesehatan dan peristiwa yang tidak diinginkan.


Kepala Dinas Pendidikan Hulu Sungai Tengah (HST), Dia Udini di Barabai, Selasa mengatakan, secara resmi pihaknya belum mengeluarkan surat edaran agar sekolah diliburkan, namun bila sekolah yang wilayahnya terpapar kabut asap pekat dan membahayakan siswa, boleh libur atau masuk lebih siang, pulang lebih cepat.

"Silakan para guru mengambil inisiatif sesuai dengan kondisi yang terjadi saat itu, kalau memang kabut asap telah membahayakan siswa, sekolah pulang lebih awal, atau diliburkan," katanya.

Jangan sampai, tambah dia, peristiwa siswa pingsan akibat kabut asap sebagaimana terjadi di Kecamatan Batu Benawa, kembali terulang.

Menurut dia, hingga kini pihaknya masih menunggu koordinasi dengan Dinas Kesehatan HST untuk mengambil kebijakan, apakah udara di HST sudah membahayakan bagi siswa atau masih dalam ambang batas yang bisa ditoleransi.

"Namun jika situasinya memang tidak memungkinkan, silakan sekolah meliburkan siswanya, jika keputusan itu dibutuhkan," katanya.

Kebijakan yang sama juga disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama HST HM Yamani, yang juga menginstruksikan untuk meliburkan madrasah, karena sejak beberapa hari terakhir kabut asap makin pekat.

"Hari ini, saya mengundang rapat guru-guru madrasah, bagaimana sikap mereka terhadap kondisi asap yang makin tebal akan kami putuskan," kata Yamani, melalui sambungan telepon, Senin (21/9).

Kepala Dinas Kesehatan HST H Kusudiarto mengaku tetap memantau kondisi kabut asap dan sedang mengkaji usulan untuk meliburkkan sekolah.

"Kami terus melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan HST, untuk memantau perkembangan kondisi lingkungan akibat kabut asap," katanya.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga mewaspadai lonjakan diare selama puncak musim kemarau ini dan penyakit lainnya seperti ISPA, asma dan beberapa penyakit lainnya yang berhubungan dengan pernapasan.

Dinkes, kata dia, juga tetap menyiapkan stok masker yang sebagian besar telah dibagikan ke berbagai kalangan mulai Balakar, TNI, Polri, dan organisasi serta puskesmas untuk dibagikan kepada masyarakat.

Sebagaimana diketahui, kabut asap di HST kini semakin pekat dan meluas dalam terakhir. Banyak warga mengeluhkan sering terkena serangan sesak nafas, karena aroma kabut asap masuk sampai ke kamar tidur warga.

Makin malam, kabut asap disertai aroma kebakaran itu semakin tebal dan menghalangi jarak pandang dan memerihkan mata.

Kepekatan asap itu juga yang membuat ibu rumah tangga yang memiliki anak balita dan masih bersekolah TK dan SD gelisah. Pasalnya, belum ada juga pengumuman meliburkan siswa, padahal anak-anak adalah yang paling rentan terkena dampak kabut asap.

"Kami inginnya sih ada libur dulu sekolah, kepingin meliburkan sendiri, takutnya ketinggalan pelajaran," kata Mama Sarah.

Kegelisahan juga melanda Lia, ibu dua anak yang bersekolah di SD dan SMP Barabai. Dia menilai, kabut asap makin pekat dan menyesakan dada. Ia mengaku kasihan anaknya belum mengerti bahayanya kabut asap kendati sering diingatkan.

Ia berharap, guru di sekolah berinisiatif meminta siswanya untuk berkegiatan di dalam kelas dibanding di halaman sekolah.

"Kondisi kesehatan kami sekeluarga makin hari terus menurun, padahal sudah dikasih vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Bagaimana lagi, asap makin malam tambah pekat dan masuk ke sela-sela ventilasi kamar," ujarnya.   

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015