Kotabaru,  (AntaranewsKalsel) - Masyarakat di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, terpaksa membuat sumur bor dengan biaya kisaran Rp17 juta-Rp30 juta per titik akibat kekurangan air bersih dampak kemarau.

"Kami terpaksa membuat sumur bor dengan biaya Rp20 juta, sampai ketemu sumber air," kata seorang warga Jalan Suryaganggawangsa Kotabaru, H Ranja, di Kotabaru, Minggu.

Dia mengaku, pipa leding swadaya masyarakat yang selama ini menyuplai air ke rumahnya beberapa bulan ini sudah tidak lancar, bahkan tidak keluar airnya.

Rata-rata sumur bor yang dibuat warga secara swadaya dengan menggunakan mesin diesel, memiliki kedalaman 30 meter sudah bisa mengeluarkan air.

"Dengan kedalaman sekitar 30 meter itu, sudah bisa mendapatkan sumber dan apabila disedot dengan mesin pompa selama dua jam bisa menghasilkan satu drum air," ujar H Ranja.

Hal yang sama juga dialami H Khamim, di mana pipa leding yang selama ini diandalkan juga tidak dapat mengeluarkan air dari bendungan di Pegunungan Sebatung.

"Kami terpaksa ikut membuat sambungan pipa ke sumur bor milik keluarga. Karena kalau tidak, keluarga kami tidak bisa mandi," katanya.

Meski penyaluran air bersih dari sumur bor dilakukan secara bergiliran, menurut Khamim, itu jauh lebih baik daripada menunggu air dari bendungan yang tidak jelas kapan akan mengalir.

Sebelumnya, Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kotabaru Noor Ipansyah, mengatakan, tinggi debit air Waduk Gunung Ulin Kotabaru, beberapa hari terakhir tersisa tiga meter dari sebelumnya sembilan meter.

"Akibat kemarau panjang yang terjadi kali ini debit air di Waduk Gunung Ulin turun drastis. Apabila tidak segera turun hujan, maka akan terjadi penguapan air di waduk yang semakin memperparah kondisi ketersediaan air," kata Ipansyah.

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015