Banjarbaru, (AntaranewsKalsel) - Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, rata-rata menangani 1.300 kasus Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) selama satu bulan sejak Januari-Agustus 2015.
"Kasus ISPA yang ditangani dalam satu bulan rata-rata mencapai 1.300 dan memasuki Agustus cenderung meningkat," ujar Kadinkes Banjarbaru Agus Widjaja di Banjarbaru, Minggu.
Disebutkan, kasus ISPA yang ditangani bulan Januari sebanyak 1.048 kasus, Februari 1.609 kasus, Maret 1.729, dan bulan April yang melonjak 2.414 kasus.
Kemudian, bulan Mei 1.645 kasus, Juni turun menjadi 694 kasus dan Juli 1.517, sedangkan Agustus dari data empat puskesmas sudah tercatat sebanyak 1.207 kasus ISPA.
"Data kasus bulan Agustus hanya terekam pada empat Puskesmas dari delapan Puskesmas sehingga jumlah kasus lebih tinggi jika seluruh data puskesmas tercatat," ucapnya.
Tingginya serangan penyakit ISPA disebabkan kualitas udara yang menurun terutama akibat asap sebagai dampak kebakaran lahan dan hutan di beberapa kawasan.
Oleh karena itu, ia mengimbau agar masyarakat mengenakan masker yang berfungsi menutup hidung dan mulut sehingga tidak terhirup langsung asap yang membahayakan itu.
"Asap yang melayang di udara mengandung partikel berbahaya bagi saluran pernapasan sehingga harus dihindari dengan masker agar tidak terhirup langsung," pesannya.
Menurut dia, pihaknya sudah menginstruksikan delapan puskesmas untuk menangani pasien yang terkena ISPA dan merujuk ke rumah sakit jika kondisinya membahayakan.
"Petugas medis pada delapan puskesmas siap melayani penderita ISPA dan jika kondisinya parah maka pasien dirujuk ke rumah sakit untuk menjalani rawat inap," ujarnya.
Ditambahkan, seluruh masyarakat diimbau agar menghindari terhirup langsung udara bercampur kabut asap yang hampir setiap hari memenuhi seluruh wilayah kota ini.
"Kami masih belum mengetahui kualitas udara yang dipenuhi asap karena kami masih menunggu hasil pemeriksaan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL)," katanya.
Meski demikian, pihaknya tetap mengimbau masyarakat menghindari terhirup langsung udara bercampur asap sehingga terhindari dari ISPA mau pun penyakit lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
"Kasus ISPA yang ditangani dalam satu bulan rata-rata mencapai 1.300 dan memasuki Agustus cenderung meningkat," ujar Kadinkes Banjarbaru Agus Widjaja di Banjarbaru, Minggu.
Disebutkan, kasus ISPA yang ditangani bulan Januari sebanyak 1.048 kasus, Februari 1.609 kasus, Maret 1.729, dan bulan April yang melonjak 2.414 kasus.
Kemudian, bulan Mei 1.645 kasus, Juni turun menjadi 694 kasus dan Juli 1.517, sedangkan Agustus dari data empat puskesmas sudah tercatat sebanyak 1.207 kasus ISPA.
"Data kasus bulan Agustus hanya terekam pada empat Puskesmas dari delapan Puskesmas sehingga jumlah kasus lebih tinggi jika seluruh data puskesmas tercatat," ucapnya.
Tingginya serangan penyakit ISPA disebabkan kualitas udara yang menurun terutama akibat asap sebagai dampak kebakaran lahan dan hutan di beberapa kawasan.
Oleh karena itu, ia mengimbau agar masyarakat mengenakan masker yang berfungsi menutup hidung dan mulut sehingga tidak terhirup langsung asap yang membahayakan itu.
"Asap yang melayang di udara mengandung partikel berbahaya bagi saluran pernapasan sehingga harus dihindari dengan masker agar tidak terhirup langsung," pesannya.
Menurut dia, pihaknya sudah menginstruksikan delapan puskesmas untuk menangani pasien yang terkena ISPA dan merujuk ke rumah sakit jika kondisinya membahayakan.
"Petugas medis pada delapan puskesmas siap melayani penderita ISPA dan jika kondisinya parah maka pasien dirujuk ke rumah sakit untuk menjalani rawat inap," ujarnya.
Ditambahkan, seluruh masyarakat diimbau agar menghindari terhirup langsung udara bercampur kabut asap yang hampir setiap hari memenuhi seluruh wilayah kota ini.
"Kami masih belum mengetahui kualitas udara yang dipenuhi asap karena kami masih menunggu hasil pemeriksaan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL)," katanya.
Meski demikian, pihaknya tetap mengimbau masyarakat menghindari terhirup langsung udara bercampur asap sehingga terhindari dari ISPA mau pun penyakit lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015