Tanahlaut, Kalsel, (AntaranewsKalsel) - Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Ahmad Hairin mengatakan, akibat musim kemarau yang cukup panjang mengakibatkan dua lahan di kawasan hutan produksi di daerah itu terbakar.
"Dua lahan masuk kawasan hutan produksi terbakar itu adalah, Gunung Lintang dan Gunung Langkaras di Kecamatan Tambang Ulang," ujar Hairin, di Pelaihari, Minggu.
Menurut dia, luas lahan yang terbakar di dua kawasan hutan produksi tersebut belum didata oleh Dinas Kehutanan Tanah Laut.
Selain kebakaran dua lahan di kawasan hutan produksi, sebut dia, berdasarkan invetarisasi, kebakaran juga terjadi di lahan sawah petani yang sudah panen padi.
Kebakaran lahan persawahan itu, jelas dia, terjadi di tiga kecamatan yang merupakan penghasil padi seperti Kecamatan Tambang Ulang, Kecamatan Bati-Bati dan Kecamatan Kurau.
Tidak hanya di lahan persawahan terkabar di tiga kecamatan itu, ucap dia, lahan kosong yang hanya ditumbuhi alang-alang juga ikut terbakar karena kekeringan.
Dengan kondisi sekarang ini, kata dia, Dinas Kehutana Tanah Laut terus siaga untuk melakukan pemadaman di seluruh wilayah Kabupaten Tanah Laut.
Lebih lanjut dia mengemukakan, untuk kawasan hutan produksi dikelola Inhutani II dan Hutan Rindang Banua, hingga saat ini belum ada laporan terjadinya kebakaran.
Namun demikian, tegas dia, pihaknya tetap meminta Inhutani II dan pengelola Hutan Rindang Banua tetap mewaspadai terjadi kebakaran lahan di sekitar hutan produksi tersebut.
Kemudian, ungkap dia, walaupun saat ini kebakaran setiap hari terjadi, penetapan darurat asap bagi Kabupaten Tanah Laut belum diberlakukan pemerintah kabupaten.
"Kita tetap meminta masyarakat untuk tidak membakar lahan maupun jenis apapun di musim kemarau, karena bisa berakibat fatal," kata Ahmad Hairin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
"Dua lahan masuk kawasan hutan produksi terbakar itu adalah, Gunung Lintang dan Gunung Langkaras di Kecamatan Tambang Ulang," ujar Hairin, di Pelaihari, Minggu.
Menurut dia, luas lahan yang terbakar di dua kawasan hutan produksi tersebut belum didata oleh Dinas Kehutanan Tanah Laut.
Selain kebakaran dua lahan di kawasan hutan produksi, sebut dia, berdasarkan invetarisasi, kebakaran juga terjadi di lahan sawah petani yang sudah panen padi.
Kebakaran lahan persawahan itu, jelas dia, terjadi di tiga kecamatan yang merupakan penghasil padi seperti Kecamatan Tambang Ulang, Kecamatan Bati-Bati dan Kecamatan Kurau.
Tidak hanya di lahan persawahan terkabar di tiga kecamatan itu, ucap dia, lahan kosong yang hanya ditumbuhi alang-alang juga ikut terbakar karena kekeringan.
Dengan kondisi sekarang ini, kata dia, Dinas Kehutana Tanah Laut terus siaga untuk melakukan pemadaman di seluruh wilayah Kabupaten Tanah Laut.
Lebih lanjut dia mengemukakan, untuk kawasan hutan produksi dikelola Inhutani II dan Hutan Rindang Banua, hingga saat ini belum ada laporan terjadinya kebakaran.
Namun demikian, tegas dia, pihaknya tetap meminta Inhutani II dan pengelola Hutan Rindang Banua tetap mewaspadai terjadi kebakaran lahan di sekitar hutan produksi tersebut.
Kemudian, ungkap dia, walaupun saat ini kebakaran setiap hari terjadi, penetapan darurat asap bagi Kabupaten Tanah Laut belum diberlakukan pemerintah kabupaten.
"Kita tetap meminta masyarakat untuk tidak membakar lahan maupun jenis apapun di musim kemarau, karena bisa berakibat fatal," kata Ahmad Hairin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015