Ketua Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Provinsi Kalimantan Selatan, Aida Muslimah mengapresiasi, Hermanto seorang pelestari anggrek Pegunungan Meratus, yang bibitnya diperoleh dari kawasan Kabupaten Tanah Laut (Tala).
Ketua PAI Kalsel, Aida Muslimah di Banjarmasin,, Minggu mengaku bangga kegigihan Hermanto yang mengkoleksi anggrek spicies Meratus yang dibudidayakan di lahan sekitar setengah hektare, di pekarangan rumah Desa Sebuhur Trans 100, Jorong, Tala sehingga beberapa orang pengurus PAI mengunjungi lokasi tersebut.
Ia juga mengaku gembira adanya pembudidayakan anggrek spicies yang juga anggota PAI tersebut yang mengkhususkan pelestarian anggrek sipicis dan bukan hibrid.
Aida Muslimah sendiri berharap dengan adanya penggiat yang dilakukan Hermanto tersebut akan muncul penggiat penggiat atau pelestari yang lain, sehingga dunia penganggrekan kian ramai sekaligus anggrek spicies yang mulai langka bisa dikembangkan lagi agar lestari.
Sementara itu Hermanto sendiri saat dikunjungi PAI Kalsel mengaku kebanyakan anggrek yang dibudidayakan adalah anggrek yang diperoleh di wilayah Tanah Laut sendiri, sifatnya adalah penyelamatan karena banyak angggrek yang tumbuh di kawasan tergusur lantaran tambang atau kebun sawit.
Dari pada musnah akibat lahan terbuka oleh tambang atau lahan sawit lebihh banik diambil lalu dilestarikan, dengan cara pembudidayaan di kawasan rumahnya.
Yang unik dari lahan atau taman anggrek milik Hermanto tersebut karena dibarengi dengan penyelamatan fosil fosil kayu ulin, khususnya fosil berupa akar pohon ulin yang terpendam dalam tanah.
Banyak kayu ulin tua yang terpendam di sungai atau dalam tanah telah melahirkan ukiran yang sangat indah indah dan unik, dan itu dikumpukan di pekarangan sekaligus sebagai media pembudidayaan angggrek.
Karena kayu ulin yang tua berkarat itu bagus untuk media tanam anggrek karena menyimpan air di lubang lubang kecil kayu ulin tersebut, makanya jenis kayu seperti ini paling bagus untuk media tanam anggrek spicies.
Pembudidayaan itu sendiri menurut Hermanto dilakukan sekitar 10 tahun lalu, tadinya ada sekitar 100 jenis anggrek spicies dan sekarang yang tumbuh dan berkembang sekitar 50 spicies, tambah Hermanto.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Ketua PAI Kalsel, Aida Muslimah di Banjarmasin,, Minggu mengaku bangga kegigihan Hermanto yang mengkoleksi anggrek spicies Meratus yang dibudidayakan di lahan sekitar setengah hektare, di pekarangan rumah Desa Sebuhur Trans 100, Jorong, Tala sehingga beberapa orang pengurus PAI mengunjungi lokasi tersebut.
Ia juga mengaku gembira adanya pembudidayakan anggrek spicies yang juga anggota PAI tersebut yang mengkhususkan pelestarian anggrek sipicis dan bukan hibrid.
Aida Muslimah sendiri berharap dengan adanya penggiat yang dilakukan Hermanto tersebut akan muncul penggiat penggiat atau pelestari yang lain, sehingga dunia penganggrekan kian ramai sekaligus anggrek spicies yang mulai langka bisa dikembangkan lagi agar lestari.
Sementara itu Hermanto sendiri saat dikunjungi PAI Kalsel mengaku kebanyakan anggrek yang dibudidayakan adalah anggrek yang diperoleh di wilayah Tanah Laut sendiri, sifatnya adalah penyelamatan karena banyak angggrek yang tumbuh di kawasan tergusur lantaran tambang atau kebun sawit.
Dari pada musnah akibat lahan terbuka oleh tambang atau lahan sawit lebihh banik diambil lalu dilestarikan, dengan cara pembudidayaan di kawasan rumahnya.
Yang unik dari lahan atau taman anggrek milik Hermanto tersebut karena dibarengi dengan penyelamatan fosil fosil kayu ulin, khususnya fosil berupa akar pohon ulin yang terpendam dalam tanah.
Banyak kayu ulin tua yang terpendam di sungai atau dalam tanah telah melahirkan ukiran yang sangat indah indah dan unik, dan itu dikumpukan di pekarangan sekaligus sebagai media pembudidayaan angggrek.
Karena kayu ulin yang tua berkarat itu bagus untuk media tanam anggrek karena menyimpan air di lubang lubang kecil kayu ulin tersebut, makanya jenis kayu seperti ini paling bagus untuk media tanam anggrek spicies.
Pembudidayaan itu sendiri menurut Hermanto dilakukan sekitar 10 tahun lalu, tadinya ada sekitar 100 jenis anggrek spicies dan sekarang yang tumbuh dan berkembang sekitar 50 spicies, tambah Hermanto.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021