Kotabaru,  (AntaranewsKalsel) - Harga daging sapi atau kerbau di pasar harian di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, beberapa hari terakhir kisaran Rp170.000 per kilogram.

Kepala Dinas Kepala Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kotabaru H Mahyudiansyah di Kotabaru, Selasa, mengatakan dalam kondisi normal harga daging di Kotabaru sudah mencapai Rp140.000 per kilogram, dengan naiknya harga daging di Jakarta mempengaruhi harga daging di Kotabaru melonjak menjadi Rp170.000 per kilogram.

"Tingginya harga daging di pasar di Kotabaru, karena sampai saat ini kebutuhan akan daging di Kotabaru masih dipasok oleh ternak yang didatangkan dari Sulawesi dan daerah lainnya di Indonesia," ujarnya.

Khusus dari Sulawesi, pedagang mendatangkan sapi dengan menggunakan truk melalui kapal fery Awu-Awu di Pelabuhan Samudera Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu.

Setelah sampai di Batulicin, sapi-sapi tersebut diangkut dengan menggunakan mobil pick up dan naik kapal fery dari Batulicin-Tanjung Serdang.

Dengan kondisi tersebut, menyebabkan biaya transportasi jadi tinggi, dan berimbas pada naiknya harga ternak sapi dan mengakibatkan harga daging lebih tinggi dibandingkan dengan di Batulicin.

Sebelumnya, pedagang daging di Pasar Kemakmuran Kotabaru H Syukur mengaku, selama ini pihaknya mendatangkan sapi dari Sulawesi, dan Nusa Tenggara, untuk memenuhi kebutuhan daging di Kotabaru.

"Biaya transportasi yang tinggi menjadi pemicu, tingginya harga daging di Kotabaru. Berbeda apabila sapi-sapi yang dipotong bisa diperoleh dari peternak lokal di Kotabaru, tentunya harga daging akan lebih murah," katanya.

Tetapi sayang, sapi-sapi lokal sulit diperoleh, bahkan apabila ada harganya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sapi yang dikirim dari luar daerah.

Terpisah, DPRD Kotabaru, mendorong wilayah itu mampu berswasembada daging dengan menerapkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 105 Tahun 2014 tentang Integrasi Usaha Perkebunan, dan Peternakan.

"Penerapan Permentan No 105/2014 kami harapkan segera diberlakukan di Kotabaru yang potensi perkebunan sawit cukup luas, hal ini sangat tepat jika diintegrasikan dengan pengembangan peternakan sapi," kata Ketua Komisi II DPRD Kotabaru, Syairi Mukhlis.

Menurutnya, sinergitas dengan aspirasi masyarakat petani yang tergabung dalam kelompok tani-kelompok tani untuk mendapatkan nilai tambah atas potensi perkebunan di sekitar mereka.

Dari hasil konsultasi yang dilakukannya bersama jajaran Dinas Peternakan Kalsel, untuk mendapatkan kucuran modal sektor pertanian dan peternakan dari APBN, semua mempunyai hak dan kesempatan yang sama, karena digunakan system online.

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015